Berbeda dengan cabang olahraga lain yang mulai menurunkan porsi latihan materi dan teknik fisik dan beralih ke fase pelatihan yang lebih ringan, timnas paraboling justru memperbanyak latihan teknik.
"Materi latihan pagi ke fisik. Ada fitnes, jogging, latihan beban, dan ditambah renang kalau hari Sabtu. Sedangkan sore latihan teknik. Kalau sudah mendekati (jadwal) malah diperbanyak, biar anak-anak besok pas main enam gim sudah terbiasa. Lama latihan sekitar tiga jam," tutur pelatih Timnas Paraboling Waluyo saat dijumpai di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Baca juga: Indonesia targetkan juara umum ASEAN Para Games 2020
Selama pemusatan pelatihan nasional (pelatnas) di Solo sejak bulan Mei, timnas paraboling tidak menemukan hambatan dalam latihan. Bahkan sudah melakukan uji tanding ke Singapura di bulan Juli dan di Filipina bulan Oktober.
Uji tanding yang dilakukan tersebut selain mengukur kemampuan para atlet, juga memberikan kesempatan bagi timnas untuk menjajal venue boling yang akan dipakai pada ASEAN Paragames di Filipina.
"Alhamdulillah sudah merasa cukup dengan latihan dan tryout. Apalagi di Filipina juga ternyata arenanya yang akan dipakai besok. Untuk akses transportasi juga tidak masalah karena hotel dan arena jadi satu lokasi. Mungkin kendalanya di makanan. Pelayanan mereka juga berbeda dengan pas tryout di Singapura," kata Waluyo menceritakan.
Baca juga: Thailand lawan terberat Indonesia di ASEAN Para Games 2020
Meski akhirnya diketahui bahwa pelaksanaan ASEAN Paragames yang semula dijadwalkan digelar pada 18-25 Januari ditunda ke akhir Maret, namun tentunya hal tersebut diharapkan tidak mempengaruhi target medali timnas paraboling.
Dari total 15 atlet paraboling yang akan berangkat, yang terdiri atas lima putri dan sembilan putra, mereka ditargetkan untuk membawa pulang satu medali emas dari total 22 nomor yang diikuti.
"Andalan emasnya ada di kelas TPB-4 (Tuna Grahita) atas nama Elsa Maris. Kemarin di Asian Paragames kami juga sempat dapat emas dan perak. Semoga besok bisa membawa pulang hasil terbaik," tutur Waluyo.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019