• Beranda
  • Berita
  • Minyak turun, harapan perdagangan dukung kenaikan mingguan ketiga

Minyak turun, harapan perdagangan dukung kenaikan mingguan ketiga

21 Desember 2019 08:20 WIB
Minyak turun, harapan perdagangan dukung kenaikan mingguan ketiga
Anjungan minyak lepas pantai di Huntington Beach, California, Amerika Serikat. (REUTERS/Lucy Nicholson)

Kemajuan dalam perselisihan perdagangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia telah meningkatkan harapan permintaan energi yang lebih tinggi tahun depan.

Harga minyak turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tetapi kedua acuan mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut di tengah meredanya ketegangan perdagangan AS-China, yang telah meningkatkan kepercayaan bisnis dan prospek pertumbuhan ekonomi global.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 40 sen atau 0,60 persen, menjadi ditutup pada 66,14 dolar per barel, tetapi menandai kenaikan mingguan sekitar 1,40 persen.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari​ berakhir di 60,44 per barel, jatuh 74 sen, atau 1,21 persen, sementara meningkat sekitar 0,60 persen pada minggu ini.

Kemajuan dalam perselisihan perdagangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia telah meningkatkan harapan permintaan energi yang lebih tinggi tahun depan.

Baca juga: Persediaan minyak mentah AS menurun, picu kenaikan harga

"(Fokus) terus terhadap perkembangan di sekitar situasi perdagangan AS-China, dengan jumlah putaran positif yang cukup sepanjang minggu," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

China pada Kamis (19/12/2019) mengumumkan daftar pembebasan tarif impor untuk enam produk minyak dan kimia dari Amerika Serikat, beberapa hari setelah Washington dan Beijing mengatakan kesepakatan perdagangan sementara akan ditandatangani pada Januari.

Kemajuan Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA), yang akan menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), juga telah meningkatkan harga minyak minggu ini. Perjanjian tersebut disahkan oleh DPR AS pada Kamis (19/12/2019).

Beberapa penjualan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru mendorong harga lebih rendah, kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.

"Kami telah berjalan cukup bagus dalam beberapa hari terakhir, dan saya pikir bullish gugup tentang membawa posisi ke liburan," kata Flynn.

Peningkatan jumlah rig minyak AS, indikator pasokan di masa depan dari produsen terbesar dunia, juga memberi tekanan pada harga.

Perusahaan energi AS menambah rig minyak paling banyak minggu ini sejak Februari 2018, meskipun produsen telah mengurangi pengeluaran untuk pengeboran baru, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporannya pada Jumat (20/12/2019).

Baca juga: Kenaikan Wall Street berlanjut, dipicu kesepakatan dagang AS-China

Perusahaan menambahkan 18 rig minyak dalam seminggu hingga 20 Desember, sehingga jumlah total menjadi 685 rig, terbesar sejak awal November, kata Baker Hughes.

Pertumbuhan ekonomi AS terangkat pada kuartal ketiga, pemerintah mengonfirmasi pada Jumat (20/12/2019), dan ada tanda-tanda ekonomi AS sedikit banyak mempertahankan laju ekspansi moderat saat tahun berakhir, didukung oleh pasar tenaga kerja yang kuat.

Akhir 2019 menawarkan banyak kebisingan tetapi sedikit arah, dan harga rata-rata bergerak di kisaran sempit, analis Julius Baer, ​​Carsten Menke mengatakan. "Menantikan tahun 2020, komoditas sebagai kelas aset akan terus diperdagangkan dalam kisaran ketat untuk sebagian besar tahun," kata Menke.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019