Oktohari yang baru saja mengunjungi Kantor Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss dan NOC Jepang pada 16-21 Desember itu mengatakan " Kita sudah lihat ke beberapa negara bahwa ada fasilitas yang harus kita lengkapi. Kami sedang koordinasikan dengan pihak swasta dan pemerintah agar ini terlaksana," ujar Okto dalam konferensi pers di Kantor KOI, Jakarta, Minggu.
Baca juga: Indonesia galang dukungan jadi tuan rumah Olimpiade 2032 ke China
Kunjungannya ke Jepang tersebut menjadi sangat penting guna meminta dukungan sekaligus sebagai ajang promosi Indonesia yang mengajukan diri sebagai tuan rumah olimpiade 2032.
Selain melakukan kunjungan, KOI juga sudah mulai menunjuk beberapa orang yang akan bertanggung jawab terkait kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah olimpiade 2032.
Baca juga: Raja Sapta bertekad bawa Indonesia jadi tuan rumah Olimpiade 2032
Baca juga: KOI baru punya tugas loloskan Indonesia jadi tuan rumah Olimpiade 2032
Okto optimistis bahwa Indonesia berpeluang besar terpilih menjadi tuan rumah dibandingkan calon-calon lain, seperti Australia, Korea Selatan, dan Jerman. Pasalnya, Indonesia akan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pertama kalinya menjadi penyelenggara olimpiade.
"Kita sudah komunikasi langsung dengan IOC, ANOC, juga ASOF. Semuanya memberikan respons positif, memberikan angin segar bahwa mereka lihat ini peluang dan potensi olimpiade untuk pertama kalinya bisa dilaksanakan di Asia Tenggara," kata Okto menjelaskan.
Baca juga: Indonesia resmi calonkan diri jadi tuan rumah Olimpiade 2032
Rencananya, pihak KOI juga akan mencoba mengadakan berbagai kejuaraan level dunia di Indonesia. Harapannya, kegiatan tersebut dapat menjadi ajang promosi bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah olimpiade 2032.
KOI menargetkan setidaknya pada 2023, Indonesia sudah siap menjadi tuan rumah sebelum keputusan tersebut ditentukan melalui Rapat Besar Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 2024.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019