• Beranda
  • Berita
  • Presiden Jokowi targetkan peremajaan kebun sawit 500.000 ha

Presiden Jokowi targetkan peremajaan kebun sawit 500.000 ha

23 Desember 2019 12:27 WIB
Presiden Jokowi targetkan peremajaan kebun sawit 500.000 ha
Presiden Jokowi dan sejumlah pejabat menyaksikan pengisian biodiesel di kendaraan usai peresmian implementasi Program B30 di SPBU Pertamina Jalan MT Haryono Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019). ANTARA/Agus Salim/aa.

produktivitas per hektare lahan harus dilipatkan, Kalau sekarang satu hektare hampir 4 ton, gimana cara mencapai ke 7 atau 8 ton per hektare

Presiden Joko Widodo menargetkan peremajaan kebun sawit hingga mencapai 500.000 hektare dalam tiga tahun ke depan.

"Ini proses yang sudah kita kerjakan, dalam dua tahun ini meremajakan kebun-kebun sawit rakyat," kata Presiden Jokowi usai peresmian implementasi Program B30 di SPBU Pertamina Jalan MT Haryono Jakarta Selatan, Senin.

Ia menyebutkan program tersebut akan dilanjutkan dengan dukungan dana dari dana sawit yang dikelola Badan Pengelola Dana Sawit (BPDPKS).

"Terakhir ada Rp20-an triliun, ini yang akan kita pakai untuk replanting atau peremajaan kebun sawit milik petani," katanya.

Ia menyebutkan peremajaan pohon sawit ditujukan untuk peningkatan produktivitas tanaman sawit. Peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit juga merupakan langkah untuk tetap mematuhi moratorium lahan hutan dan gambut.

"Kita kan sudah moratorium untuk lahan sawit. Artinya produktivitas per hektare lahan harus dilipatkan, kalau sekarang satu hektare hampir 4 ton, bagaimana cara mencapai ke 7 atau 8 ton per hektare," katanya.

Ia mengatakan produktivitas kebun sawit negara lain bisa mencapai 7-8 ton, maka Indonesia juga harus bisa melakukannya.

Menurut dia, produktivitas tanaman kelapa sawit bisa meningkat antara lain karena penggunaan bibit yang berkualitas baik.

Menurut Kepala Negara, sawit merupakan komoditas strategis bagi Indonesia.

"Pemanfaatan produk minyak sawit untuk bahan bakar minyak bisa menjadikan kita lebih mandiri, tidak tergantung pada pasar ekspor, tidak bergantung pada negara lain yang ingin beli CPO kita," katanya.

Menurut dia, penggunaan minyak sawit untuk BBM untuk konsumsi dalam negeri akan menjadikan posisi daya tawar Indonesia meningkat.

"Ngapain kita tergantung oleh negara lain kalau konsumsi di dalam negeri bisa memakainya, apalagi ini energi bersih," kata Jokowi.

Baca juga: Presiden singgung diskriminasi sawit saat terima Dewan Bisnis UE-ASEAN
Baca juga: Ini tekad Presiden Jokowi: Kita bisa buat biodiesel B100
Baca juga: Jokowi soroti rumitnya dana peremajaan kelapa sawit
Baca juga: Presiden: peremajaan kelapa sawit di Indonesia terlambat

Pewarta: Agus Salim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019