Keluarga itu kemudian melapor ke aparat pemerintah setempat dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur menindaklanjuti laporan dengan menurunkan petugas untuk melakukan evakuasi.
"Ular berhasil ditangkap dan dievakuasi. Tidak sempat menyerang. Mungkin ularnya mengejar tikus yang masuk ke dalam rumah itu," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur, Rihel, di Sampit, Selasa.
Ia menambahkan, ular kobra itu sempat masuk ke bawah kasur, namun tidak sampai menyerang penghuni rumah.
Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ular masuk ke permukiman penduduk.
"Salah satunya karena musim hujan. Saat musim hujan, sarangnya basah. Ular tidak suka hal tersebut, makanya sering muncul ke permukaan tanah," katanya.
"Selain itu karena ular mencari makan. Memang faktor utamanya karena berkurangnya habitat serta berkurangnya predator alami ular seperti elang, biawak, burung hantu dan lainnya," ia menambahkan.
Guna mencegah ular masuk ke dalam rumah atau pekarangan, ia mengimbau warga membersihkan rumah dan lingkungan dari tumpukan-tumpukan barang, menutup lubang-lubang tikus, serta menutupi lubang air, selokan, dan kamar mandi menggunakan kasa kawat baja.
Muriansyah juga menyarankan warga memangkas dahan pohon yang menyentuh plafon rumah, menaruh keset ijuk atau plastik yang kasar di depan pintu depan rumah agar ular tidak bisa masuk, dan menyiapkan ember untuk menutup ular jika sampai masuk ke rumah.
"Kalau ada biawak, jangan dibunuh karena itu membantu untuk menjaga dari ular. Biawak suka memakan anak ular. Biawak tidak menggigit. Tidak berbahaya untuk manusia," ia menambahkan.
Selain itu, dia mengimbau warga segera melapor ke petugas BKSDA Pos Sampit bila mendapati ular masuk ke dalam rumah atau pekarangan.
Baca juga:
Petugas evakuasi sembilan kobra di Ciracas
Ular masuk rumah warga karena habitat berkurang
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019