• Beranda
  • Berita
  • Riset TRIUMPH ungkap sumber daya hayati dan nonhayati Indonesia

Riset TRIUMPH ungkap sumber daya hayati dan nonhayati Indonesia

24 Desember 2019 11:24 WIB
Riset TRIUMPH ungkap sumber daya hayati dan nonhayati Indonesia
Kepala LIPI bersama jajaran dan tim yang tergabung dalam riset terkait Transport Indonesian Seas, Upwelling, Mixing Physics (TRIUMPH) berfoto bersama di depan kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI di Jakarta, Selasa (24/12/2019). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Bahkan, hasil-hasil riset TRIUMPH sejauh ini telah mampu memperluas horizon dan himpunan pengetahuan tentang pola cuaca dan iklim di Indonesia,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan riset terkait Transport Indonesian Seas, Upwelling, Mixing Physics (TRIUMPH) cukup penting terutama untuk mengungkap potensi sumber daya hayati dan nonhayati di Indonesia.

"Penting sebab TRIUMPH terkait dengan Arus Lintas Indonesia (Arlindo), upwelling atau pembalikan masa air dan pencampuran perairan nusantara," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hananto di Jakarta, Selasa.

Pengungkapan sumber daya hayati dan nonhayati itu memungkinkan sebab penelitian atau riset TRIUMPH memang dilakukan untuk mengumpulkan lebih banyak data terkait oseanografi fisika, kimia dan biologi yang penting untuk mengungkapkan potensi tersebut.

Baca juga: LIPI: 35 persen pekerja sektor informal tidak punya jaminan kesehatan

Bahkan, hasil-hasil riset TRIUMPH sejauh ini telah mampu memperluas horizon dan himpunan pengetahuan tentang pola cuaca dan iklim di Indonesia.

Ia menjelaskan riset TRIUMPH berhasil menghimpun data seri waktu dari satu stasiun "mooring buoy" atau tambatan pelampung laut dalam, empat dari pesisir "Trawl Resistenace Bottom Mooring" (TRBM) atau pukat yang dioperasikan di bawah perairan.

Selain itu juga telah ada data dari dua tambatan bawah air, 58 data stasiun Current, Temperature, Depth (CTD) atau arus, suhu, kedalaman. Kemudian dihimpun lima lokasi inti gravitasi, 14 sampel larva dan sampah laut.

Hasil dari temuan tersebut ialah simbiosis antara berbagai tipe plankton mengungkapkan betapa pentingnya mempelajari rantai makanan dalam ekologi laut dalam di Selatan Jawa dan Selat Makassar.

Selain itu, ditemukan pula bahwa larva Scombidae dan tuna sangat berperan dalam studi komprehensif untuk memberikan masukan bagi kebijakan eksploitasi perikanan yang berkelanjutan.

Baca juga: Pakar LIPI jelaskan penanganan pertama gigitan ular

Menurutnya, banyaknya plankton yang ada pada lokasi penelitian sangat penting dan menujukkan produktivitas perairan Samudera Hindia selatan Jawa. Ini juga terkait dengan potensi perikanan yang ada saat ini.

Secara umum, pelayaran untuk meneliti TRIUMPH dimulai sejak 18 November hingga 25 Desember 2019 di perairan Selatan Jawa, Selat Bali hingga Selat Makasar dengan kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI.

Penelitian TRIUMPH berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama yakni meliputi rute perairan Teluk Jakarta, Selat Sunda, perairan Selatan Jawa hingga berlabuh di pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur.

Sementara tahap kedua yakni mulai dari Banyuwangi menuju Selat Makassar dengan rute Selat Bali-Selat Badung Selat Lombok-Selat Alas -Selat Makassar, lalu kembali menuju pelabuhan Muara Baru, Jakarta.

Baca juga: LIPI teliti upaya mitigasi bencana di Arus Lintas Indonesia

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019