Rusia membebaskan lima kapal penangkap ikan pada Selasa, setelah sejak pekan lalu menahan kapal-kapal yang berlayar di dekat pulau yang dikuasai Rusia namun diklaim oleh Jepang.Kelima kapal beserta awak kapal yang berjumlah 24 orang meninggalkan dermaga Nemuro, Hokkaido, pada pukul 10 pagi waktu setempat. Saat ini para awak kapal dinantikan kedatangannya di dermaga yang sama malam nanti,
Hal itu dikonfirmasi oleh Ketua Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshide Suga, yang menambahkan bahwa semua kru kapal berada dalam keadaan sehat.
Kapal-kapal itu tengah berlayar untuk menangkap gurita di wilayah dekat pulau sengketa ketika kapal milik Rusia datang dan menahan mereka pada 17 Desember lalu untuk keperluan penyelidikan dengan kekhawatiran bahwa nelayan Jepang melanggar perjanjian penangkapan ikan.
"Kelima kapal beserta awak kapal yang berjumlah 24 orang meninggalkan dermaga Nemuro, Hokkaido, pada pukul 10 pagi waktu setempat. Saat ini para awak kapal dinantikan kedatangannya di dermaga yang sama malam nanti," ujar Suga dalam temu media.
Kantor Berita Kyodo Jepang, mengutip seorang penjabat Rusia penjaga perbatasan, menyebut bahwa pembebasan itu dilakukan setelah para kru membayar denda sebesar 6,4 juta rubel, atau setara Rp1,4 miliar.
Denda tersebut diminta oleh pengadilan Rusia pada Senin sebagai ganti rugi atas pelanggaran regulasi jumlah tangkapan yang dibolehkan untuk kapal ikan Jepang di wilayah perairan yang dimaksud.
Namun, Suga menyebut bahwa para awak kapal tidak melakukan kesalahan apapun serta menyatakan bahwa penahanan itu tidak dapat diterima.
Jepang mengklaim sederetan pulau berlokasi di wilayah utara Hokkaido yang saat ini dikuasai Rusia itu sebagai Teritori Utara, sementara Rusia menyebutnya Pulau-pulau Kuril Selatan. Dahulu, tentara Soviet menginvasi wilayah itu pada masa Perang Dunia II.
Perselisihan atas kepulauan itu menjadi penghalang bagi Rusia dan Jepang untuk menandatangani perjanjian damai secara formal.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jepang tuntut Rusia segera bebaskan nelayannya
Baca juga: Kremlin: Pembicaraan sengketa teritorial dengan Jepang butuh waktu lama
Pewarta: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019