Alasan tersebut amat masuk akal sebab pada musim ini, Rossi gagal mencatatkan hasil impresif. Ia hanya mampu finis di posisi ketujuh klasemen dengan koleksi 174 poin, yang merupakan catatan terburuk dia di sepanjang kariernya.
Prestasi pebalap asal Italia itu juga tak lebih baik daripada rekan satu timnya, Maverick Vinales yang menduduki posisi ketiga dengan raihan 201 poin. Bahkan ia tampak semakin anjlok kala pebalap debutan Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo mampu finis di urutan kelima dengan 192 poin.
Baca juga: Motor Rossi, Vinales kini lebih halus dan bertenaga
Tak heran apabila Rossi bertekad untuk memperbaiki penampilannya pada MotoGP 2020. Seandainya musim depan merupakan tahun terakhirnya bersama Yamaha, ia jelas tak ingin menutup kariernya dengan capaian yang biasa-biasa saja.
"Tahun depan akan menjadi krusial. Kontrak saya berakhir pada akhir tahun 2020. Sayangnya, saya harus segera menentukan apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Apakah akan lanjut atau tidak," kata Rossi dikutip dari Motorsport.
"Logikanya, keputusan untuk melanjutkan atau tidak sangat bergantung pada hasil nanti. Kami telah membuat perubahan di tim, jadi kita akan lihat apakah kita mampu lebih kompetitif dan lebih cepat," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Rossi komentari motor Yamaha 2020 dan kepala kru baru
Faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan Rossi adalah kehadiran mantan setimnya yang sebelumnya memutuskan pensiun, Jorge Lorenzo. Tersiar kabar bahwa Lorenzo akan bergabung bersama Yamaha sebagai pebalap penguji.
"Jika dia kembali bergabung dengan M1, dia cukup kuat. Tapi masalahnya dia meminta uang banyak dan bagi Yamaha itu sulit," katanya.
"Saya tentu sangat senang apabila Lorenzo menjadi pebalap penguji karena dia merupakan pebalap yang sangat cepat dan dia dapat membantu kami."
Baca juga: Rossi ungkap momen terbaiknya bersama Lorenzo
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019