"Agama bisa menjadi penguat persatuan. Akan tetapi, agama juga bisa menjadi sekat-sekat pemisah," kata Romo Johannes Haryanto di Jakarta, Rabu, merefleksikan perayaan Natal 2019.
Menurut dia, umat beragama sejak awal harus mewaspadai agar jangan mau dikotak-kotakkan dengan cara saling mengenal dan memahami saudaranya yang berbeda agama.
Indonesia, kata dia, harus menjadi rumah bersama bagi semua sehingga sesama umat beragama harus membangun kebersamaan untuk saling mendengar dan berbagi.
Baca juga: Dalam pesan Natal, Paus sebut bela migran hingga panggilan perdamaian
Baca juga: Kapolda sambangi GKI Kebayoran Baru
"Karena kalau enggak mengenal, enggak sayang 'kan? Kalau kita enggak bisa ngomong satu sama lain, yang muncul adalah apa yang ada di kepala kita diterapkan kepada orang lain begitu saja, tanpa mendengar," katanya.
Padahal, kata Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) itu, mereka sesama manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
"Kalau kita mau mendengar, nyatanya kita sama-sama, kok, sebagai manusia, sebagai warga negara. Kita sama-sama bayar pajak, memakai jalan yang sama, dan hidup bersama di republik ini," kata Romo Johannes Haryanto.
Sejalan dengan tema Natal tahun ini, yakni "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang", Romo Haryanto mengajak umat kristiani untuk membuka diri dan belajar rendah hati menerima orang lain.
"Ada orang yang takut masuk ke rumah ibadah agama lain, misalnya, takut imannya copot. Itu terlalu naif," katanya.
Baca juga: Wagub harapkan vibrasi kedamaian dirasakan umat kristiani di Bali
Mengunjungi rumah ibadah agama lain, kata dia, sama halnya dengan bertamu ke rumah orang lain yang harus mengawali dengan permisi dan mengikuti aturan si empunya rumah.
"Akan tetapi, kalau saya masuk rumah orang lain 'kan saya juga enggak jadi pemilik rumah itu 'kan? Sama aja seperti hidup bertetangga. Kita saling menghargai, menghormati, dan saling mengenal," kata Romo Haryanto.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019