• Beranda
  • Berita
  • Warga Jaksel gelar Shalat Gerhana Matahari Cincin

Warga Jaksel gelar Shalat Gerhana Matahari Cincin

26 Desember 2019 14:46 WIB
Warga Jaksel gelar Shalat Gerhana Matahari Cincin
Warga mendengarkan khutbah setelah Shalat Sunnah Khusuf Gernana Matahari Cincin di Masjid Jami Al Istiqomah, Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Shalat gerhana di Masjid Jami Al Istiqomah Pejaten Barat II juga diikuti Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Andi Sinjaya Ghalib.

Warga Jakarta Selatan melaksanakan shalat gerhana matahari cincin, salah satunya di Masjid Jami Al Istiqomah yang terletak di Jalan Pejaten Barat II, Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut anggota DKM Masjid Jami Al Istiqomah pelaksanaan shalat sunnah kusuf gerhana matahari tersebut sesuai surat edaran dari Departemen Agama DKI Jakarta yang mengimbau seluruh masjid melaksanakan salat gerhana.

Shalat sunnah kusuf terdiri atas dua rakaat dengan empat rukuk, merupakan shalat sunnah muakkadah atau dianjurkan.

Shalat dipimpim oleh imam Drs Idham Khalid, diikuti puluhan jamaah laki-laki dan sejumlah jamaah perempuan.

Setelah shalat dilanjutkan dengan khutbah yang disampaikan oleh khatib Arif Rahman Khairi. Khutbah merupakan rangkaian dari shalat sunnah kusuf yang dihitung sebagai rakaat shalat.

Dalam khutbahnya, khotib Arif mengatakan ada empat hikmah yang dipetik dari kejadian gerhana matahari cincin tersebut.

Hikmah pertama, peristiwa gerhana sebagai kekuasaan Allah SWT yang dengan mudah menciptakan matahari, bulan dan benda-benda langit lainnya.

Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang pimpin shalat gerhana matahari

Baca juga: Gerhana matahari cincin dapat diamati 25 pusat kota dan kabupaten

Baca juga: Gunakan kacamata khusus, warga saksikan gerhana di Pantai Losari


"Kedua untuk memberikan rasa takut kepada manusia agar kembali ke Allah, meninggalkan perbuatan yang salah dan melakukan amal-amalan soleh seperti tertuang dalam Suurah Al Isra' ayat 59," kata khatib.

Hikmah berikutnya, dalam peristiwa gerhana terdapat bukti bahwa matahari, bulan dan alam semesta diciptakan Allah, dan semua itu tidak berhak disembah seperti tertuang dalam surah Al Fussilat ayat 37.

Yang keempat, gerhana sebagai permisalan terhadap hal yang akan terjadi pada hari kiamat, dan hal sangat mudah bagi Allah, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al Kiamah ayat 7-12

"Peristiwa gerhana itu sebagai awal mula terjadi kiamat, karena sebelum kiamat terjadi matahari sinarnya dan bulan kehilangan cahayanya, kedua berkumpul dan bertabrakan," kata Arif.

Arif menambahkan, melaksanakan shalat sunnah khusuf sesuai dengan perintah Rasulullah SAW yang mengajurkan umat muslim melaksanakan shalat, perbanyak istiqfar dan bersedekah.

"Jadi gerhana adalah petanda kekuasaah Allah dan umat muslim dianjurkan shalat, perbanyak istigfar dan sedekah, bukan malah menyembahnya (gerhana)," kata Arif.

Shalat gerhana ini digelar selepas Shalat Dzuhur, menurut Arif, pelaksanaan shalat gerhana kali ini bisa dilakukan dari jam 10.00 sampai dengan 15.00 WIB.

Shalat gerhana di Masjid Jami Al Istiqomah Pejaten Barat II juga diikuti Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Andi Sinjaya Ghalib.

Kebetulan masjid tersebut berada dekat dengan rumah pengemudi Lamborghini yang jadi tersangka penodong pelajar SMA menggunakan senjata api.

 

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019