Memperingati 15 tahun gempa bumi dan tsunami Aceh, organisasi sosial nirlaba nonpemerintah SOS Children's Villages terus menyemangati anak-anak yang kehilangan keluarga melalui pengasuhan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya hingga mandiri.Konsep SOS adalah anak harus dihargai,
"Hari 15 tahun Aceh memang sudah bangkit, namun masih banyak anak-anak Aceh yang membutuhkan bantuan," kata Direktur Nasional SOS Children's Villages Gregor Hadi Nitihardjo pada kegiatan perjuangan 15 tahun bangkit di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan organisasi itu terus berupaya menjadikan anak-anak Aceh lebih baik lagi dalam menjalani kehidupannya. Karena, dimasa lalu sebagian dari mereka juga turut menjadi korban konflik sosial di tengah masyarakat.
Baca juga: BNPB kucurkan dana rehab rekon untuk bencana di Aceh Rp112,8 miliar
SOS Children's Villages menyakini anak-anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan baik maka saat dewasa mereka juga menjadi orang baik pula.
Saat ini lembaga sosial itu fokus pada pengasuhan anak-anak yang kehilangan orang tua sehingga diberikan semacam perlindungan dan pengasuhan melalui orang tua asuh.
Hingga kini total terdapat 30 ibu asuh memberikan pengasuhan kepada 250 lebih anak-anak yang kehilangan orang tua kandung mereka akibat bencana alam pada 2004.
Baca juga: Kenang 15 tahun tsunami Aceh, ziarah dilakukan di pekuburan massal
Selain memberikan jaminan rasa kasih sayang, perlindungan maupun pengasuhan, organisasi tersebut juga turut membangun 500 unit rumah bagi para korban saat tsunami Aceh.
"Konsep SOS adalah anak harus dihargai," kata dia.
Secara umum organisasi nirlaba yang memiliki target pengasuhan anak-anak yang kehilangan maupun berisiko kehilangan pengasuhan itu berjumlah 6.000 anak di seluruh Tanah Air dan tersebar di delapan daerah.
"Kami ada di Aceh, Medan, Cibubur, Lembang, Semarang, Yogyakarta, Bali dan Nusat Tenggara Timur," ujar dia.
Baca juga: Seratusan warga PLTD Apung peringati 15 tahun tsunami dengan zikir
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019