Berdasarkan laporan yang diterima Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Genman Suhefti Hasibuan, Sabtu siang, menyebutkan lokasi serangan di pemandian umum setempat.
"Sebanyak 14 tim kami bersama TNI/Polri sedang menuju ke sana untuk memeriksa lokasi dan kebenaran jenis binatang yang menyerang korban," kata Genman kepada ANTARA.
Menurut laporan diterimanya, pada hari Jumat (27/12) sekitar pukul 13.00 WIB korban menuju pemandian umum desa setempat. Namun, hingga malam hari korban tidak kunjung pulang, kemudian ibu korban menyusul ke lokasi pemandian.
Baca juga: Riau butuh satgas penanganan konflik harimau sumatra dengan manusia
Baca juga: BKSDA usir harimau yang memangsa ternak warga di Agam
Baca juga: Taman Satwa Lembah Hijau siap rawat harimau sumatra "Batua"
Sesampainya di pemandian, ibu korban tidak menemukan keberadaanya, lalu ibu korban melapor kepada warga desa, lantas warga segera mencari keberadaan korban.
Sekitar pukul 24.00 WIB warga menemukan tubuh korban sebagian dalam kondisi sudah terpisah dan penuh luka cabik. Korban pun segera dievakuasi ke desa.
"Kami masih menunggu informasi lanjutan dari pantauan tim di lapangan," kata Genman menambahkan.
Genman juga menjelaskan bahwa pada hari bersamaan sebelum laporan serangan diterima, timnya telah menyosialisasikan dan memasang satu unit perangkap kotak (box trap) dan empat unit kamera trap di Desa Muara Dua Kecamatan Dempo Laut pascalaporan ada warga yang melihat keberadaan harimau di perkebunan warga.
Namun, lanjut dia, penyerangan dilakukan oleh harimau masih harus dipastikan, termasuk lokasi serangan yang berada di kawasan hutan lindung atau di luarnya.
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019