Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjarnegara terus mengintensifkan posko siaga bencana menyusul makin tingginya tingkat curah hujan di wilayah setempat.
"Memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari tahun 2020 mendatang, PMI Banjarnegara terus mengintensifkan posko siaga bencana termasuk menyiagakan peralatan kebencanan, relawan dan mobil ambulans," kata Ketua PMI Kabupaten Banjarnegara Setiawan di Banjarnegara, Sabtu.
Dia menjelaskan upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
"Hal ini juga sesuai dengan SK Bupati Banjarnegara perihal siaga banjir, longsor dan angin kencang. Terkait hal itu PMI Banjarnegara turut melakukan siaga musim hujan," katanya.
Dia menambahkan, posko bencana PMI Banjarnegara akan siaga selama 24 jam setiap harinya hingga berakhirnya puncak musim hujan.
"Posko kami aktifkan 24 jam termasuk kendaraan operasional dan peralatan siaga bencana serta relawan yang berkompetensi di bidangnya masing masing," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tengah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana saat musim hujan.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Andri Sulistyo mengatakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah melakukan rapat koordinasi terkait kesiapsiagaan menghadapi musim hujan yang dihadiri sejumlah instansi terkait.
Dalam rapat tersebut, Sekretaris Daerah Banjarnegara, Indarto meminta semua pihak untuk mewaspadai potensi ancaman bencana pada musim peralihan hingga puncak musim hujan nantinya.
Indarto meminta seluruh pihak untuk mewaspadai ancaman bencana seperti longsor, banjir, dan juga angin kencang.
"Waspadai ancaman bencana pada musim peralihan hingga puncak musim hujan, terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana," katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie mengingatkan bahwa sejumlah wilayah di Jawa Tengah masih berpeluang hujan kriteria menengah hingga akhir Desember 2019.
"Pada dasarian dua hingga dasarian tiga atau akhir Desember 2019 sejumlah wilayah di Jawa Tengah pada umumnya berpeluang hujan dalam kriteria menengah yakni 21 - 150 milimeter per dasarian," katanya.
Dia menyebutkan, sejumlah wilayah dimaksud antara lain Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap, Purworejo, Tegal dan lain sebagainya.
Setyoajie Prayoedhie menambahkan potensi cuaca ekstrem diprakirakan akan terus meningkat mengingat puncak musim hujan akan berlangsung pada Januari hingga Februari 2020.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019