Menurut Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam Ade Putra, diameter bunga Rafflesia tersebut 111 cm.
"Ini berdasarkan pengukuran diameter bunga yang kita lakukan pada mekar hari kedua, Selasa," katanya di Lubukbasung.
Dia memperkirakan saat mekar sempurna pada Rabu (1/1) diameter bunga Rafflesia itu bisa sampai 117 cm, memecahkan rekor bunga terbesar di lokasi itu pada 2017 yang diameternya 107 cm.
Petugas BKSDA akan memantau kondisi bunga Rafflesia itu setiap hari dalam tujuh hari. "Kita akan memantau setiap hari sampai bunga itu melewati fase mekar sempurna atau membusuk," kata Ade.
Ade mengatakan bahwa hanya lima dari 43 knop bunga yang ditemukan di area dalam kawasan Hutan Cagar Alam Maninjau yang belum mekar.
Di Marambuang, pada tahun 2017 ada bunga Rafflesia tuan-mudae dengan diameter 107 cm yang menurut penelitian ahli Rafflesia dari Universitas Bengkulu Dr Agus Susatya merupakan bunga yang terbesar.
Ade mengatakan bahwa di Indonesia bunga Rafflesia tuan-mudae belum ditemukan di provinsi selain Sumatera Barat.
Menurut penelitian Agus Susatya, Rafflesia tuan-mudae mirip dengan Rafflesia arnoldii. Perbedaan kedua jenis bunga itu antara lain ada pada bercak pada kelopak dan warna kelopaknya. Warna kelopak bunga Rafflesia arnoldii lebih ke arah oranye, sedang warga bunga Rafflesia tuan-mudae ke arah merah marun.
Sampai akhir 2017, Indonesia merupakan tempat hidup bagi 15 dari 31 jenis Rafflesia yang ada di dunia dan Pulau Sumatera merupakan rumah bagi 11 jenis Rafflesia yang ada di Indonesia.
Baca juga:
Bunga Rafflesia terbesar di dunia bakal mekar di Agam
Delapan bunga Rafflesia di Agam akan mekar dalam sebulan ke depan
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019