Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) total telur ayam ras pada 2018 adalah 13,09 persen. Angka ini turun dari 2017 sebesar 26,80 persen. Ini menjadi hal yang baik dan menguntungkan konsumen.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menyatakan bahwa pola utama distribusi perdagangan telur ayam ras pada 2018 terputus satu rantai, yakni dari peternak langsung ke pedagang eceran tidak lagi melalui pedagang grosir.
“Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) total telur ayam ras pada 2018 adalah 13,09 persen. Angka ini turun dari 2017 sebesar 26,80 persen. Ini menjadi hal yang baik dan menguntungkan konsumen,” kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis.
Pada 2017, pola utama distribusi perdagangan telur ayam ras yakni dari peternak ke pedagang grosir, kemudian pedagang eceran, dan terakhir konsumen, sedangkan pada 2018 pola utama distribusinya menjadi dari peternak, ke pedagang eceran, dan langsung ke konsumen akhir.
Baca juga: BPS sebut harga terkendali tahan inflasi 2019 di 2,72 persen
Dengan total MPP komoditas telur ayam ras sebesar 13,09 persen, artinya kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai ke konsumen akhir sebesar 13,09 persen pada 2018.
BPS mencatat data pola distribusi perdagangan komoditas strategis pada satu tahun sekali untuk mendapatkan gambaran mengenai rangkaian jalur perpindahan komoditas dari produsen ke konsumen per provinsi di Indonesia.
“Tujuan kami ingin mendapatkan pola distribusi di setiap wilayah provinsi. Kami juga ingin mendapatkan pola utama di level nasional, sekaligus ingin mendapatkan MPP,” ungkap Suhariyanto.
Dengan demikian, data yang diperoleh akan menjadi referensi untuk pengambilan kebijakan ke depan.
Baca juga: BPS catat inflasi Desember 2019 sebesar 0,34 persen
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020