Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberi apresiasi terhadap pelayanan yang diberikan Pertamina, yang antara lain melalui pelayanan di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) ketika terjadi banjir, termasuk di Jakarta.Dari sisi keamanan, pemadaman listrik di SPBU bisa kita pahami. Karena dalam kondisi force majeure. Aliran listrik memang harus dipadamkan untuk mencegah terjadinya kebakaran
"Meski beberapa SPBU tidak bisa maksimal, namun diharapkan Pertamina bisa mengoptimalkan SPBU yang tidak terdampak banjir. Ini untuk menjaga agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi," ujar Pengurus YLKI Sularsi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Warga Jakarta, ada tujuh SPBU yang tidak beroperasi dampak banjir
Ketika banjir Jakarta awal tahun 2020 ini, Pertamina tetap memberikan layanan kepada masyarakat melalui SPBU-SPBU, namun untuk beberapa SPBU, Pertamina tidak memaksimalkan layanan tersebut, karena alasan keamanan.
Hingga Kamis, pukul 13.00 WIB, tercatat 14 SPBU dari 741 SPBU yang tersebar di Jakarta belum optimal dalam melayani kebutuhan masyarakat karena tergenang banjir dengan alasan keamanan.
Sementara itu, YLKI mendukung kebijakan Pertamina untuk tidak memaksimalkan layanan di beberapa SPBU yang terkena banjir.
Baca juga: SPBU Shell Daan Mogot terbakar di tengah banjir
Menurut Sularsi, keputusan Pertamina untuk tidak memaksimalkan layanan di beberapa SPBU terdampak banjir tersebut sangat mendesak, yakni karena faktor keamanan.
"Dari sisi keamanan, pemadaman listrik di SPBU bisa kita pahami. Karena dalam kondisi force majeure. Aliran listrik memang harus dipadamkan untuk mencegah terjadinya kebakaran," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Menurut dia, konsumen bisa memahami terdapatnya sejumlah SPBU yang belum optimal dalam melayani masyarakat.
Sularsi berharap agar Pertamina terus meningkatkan pelayanan, misalnya dengan mengaktifkan kembali SPBU Mobile, seperti pernah dilakukan pada saat moment Idul Fitri di sejumlah ruas tol.
Baca juga: Kemarin, banjir melanda DKI Jakarta hingga SPBU Shell terbakar
Masalahnya, tambahnya, menghadapi kondisi darurat pihak operator bisa menggunakan cara manual, tak perlu menyalakan pompa SPBU.
"Selain itu, perlu adanya informasi kepada masyarakat titik-titik mana SPBU yang tak bisa beroperasi. Informasi ini kemudian disosialisasikan ke berbagai media dan media sosial agar bisa diakses oleh seluruh masyarakat," ujar Sularsi.
Baca juga: Tahun 2020, Pertamina terapkan pembayaran nontunai di seluruh SPBU
Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020