"Ya terpaksa tinggal di bantaran rel karena tidak ada tempat lain lagi," kata Gunawan, salah satu warga yang terkena dampak banjir, sembari mengipasi bakso bakar dagangannya di samping tenda tempatnya mengungsi di Kelurahan Kedoya Utara, Jakarta Barat, Jumat.
Gunawan dan ratusan warga lain membangun tenda tersebut dengan terpal. Sementara untuk alas, ia hanya menggunakan karpet dan selimut tipis yang masih bisa ia selamatkan saat banjir akibat hujan deras dengan cepat merendam rumahnya yang berada di dekat Kali Pesing.
Baca juga: Korban banjir di Pejaten Timur butuh air bersih
"Sebenernya ngilu badannya karena harus tidur di atas batu kerikil. Tapi dinikmati saja," katanya.
Rasa syukur juga diungkapkan Jumino, warga lain yang rumahnya terendam banjir di kelurahan tersebut.
Meski motor dan barang-barang elektronik miliknya rusak karena terendam banjir, ia merasa bersyukur dirinya bersama anak dan istrinya masih bisa berlindung dari hujan deras meski tinggal di pinggiran rel kereta api.
Baca juga: Pemprov DKI berkolaborasi dengan organisasi kemanusiaan atasi banjir
"Untungnya keretanya belum beroperasi. Jadi masih bisa ngungsi di sini," katanya, merujuk kepada tenda yang juga ia dirikan di atas rel kereta api di dekat bantaran Kali Pesing.
Sejumlah warga mengaku saat ini mereka belum dapat beraktivitas seperti biasa.
Warga yang mengungsi di sepanjang rel kereta api sebagian berdiam di dalam tenda mereka, sementara sebagian lain berbincang-bincang di luar tenda sembari mengamati jalur rel kereta api lainnya yang masih difungsikan untuk kereta pengecekan.
Hujan deras sejak Rabu menyebabkan banjir hingga setinggi 1,5 meter dan memengaruhi RT01-14 di Kelurahan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Baca juga: Polda Metro pulihkan trauma anak-anak korban banjir lewat menggambar
Baca juga: Warga Cipinang Melayu pilih bertahan meski banjir surut
Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020