Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan lokasi ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, minim bencana seperti banjir hingga kebakaran hutan.Secara paleohidrologinya, dari sejarah hidrologinya enggak ada (ancaman banjir). Bencananya juga minim
"Secara paleohidrologinya, dari sejarah hidrologinya enggak ada (ancaman banjir). Bencananya juga minim. Tapi kalau berubah enviroment-nya bisa banjir," kata Basuki ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Jumat.
Basuki juga mengatakan pemerintah akan mendesain ibu kota negara baru dengan perhitungan jumlah penduduk serta lahan yang disiapkan.
Pemerintah juga telah menghitung jumlah penduduk yang akan menempati kawasan ibu kota baru, yakni sekitar 2,75 juta jiwa.
Lebih lanjut, Basuki mengatakan kawasan ibu kota baru juga nantinya akan tetap hijau karena 70 persennya berupa ruang hijau.
"Konsepnya Nagara Rimba Nusa, itu dia dengan konsep air, walaupun tidak di kelilingi laut tapi dikelilingi oleh air," katanya.
Basuki mengklaim, lokasi ibu kota baru juga bebas dari potensi kebakaran hutan lantaran bukan merupakan wilayah yang mengandung batubara.
"Justru kita pilih di Sepaku ini karena yang menurut penelitian, tidak ada batubaranya. Kalau yang timurnya, Bukit Soeharto itu yang ada batubaranya," ujarnya.
Baca juga: Jokowi: Rancangan ibu kota pertimbangkan habitat bekantan
Baca juga: Menteri Basuki sebut ibu kota baru harus memiliki pembeda
Baca juga: Kajian lingkungan hidup ibu kota negara baru akhirnya rampung
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020