• Beranda
  • Berita
  • Penyediaan air bersih nasional baru 74 persen, kata Dirjen Cipta Karya

Penyediaan air bersih nasional baru 74 persen, kata Dirjen Cipta Karya

4 Januari 2020 14:56 WIB
Penyediaan air bersih nasional baru 74 persen, kata Dirjen Cipta Karya
Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Danis Hidayat Sumadilaga. (FOTO ANTARA/Heru Suyitno)

Bahkan di beberapa daerah di Tanah Air ada yang penyediaan air bersihnya kurang dari 70 persen

Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga menyampaikan penyediaan bersih secara nasional di 514 kabupaten/kota rata-rata baru mencapai sekitar 74 persen.

"Bahkan di beberapa daerah di Tanah Air ada yang penyediaan air bersihnya kurang dari 70 persen," katanya saat kunjungan kerja di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu.

"Secara nasional dan ini kesepakatan internasional pada 2030 akan selesai 100 persen. Jadi masih ada waktu 10 tahun lagi," tambahnya.

Ia menyampaikan upaya pengadaan air bersih di berbagai daerah terkendala berbagai faktor, antara lain lokasi sumber air yang jauh dari permukiman sehingga masyarakat harus berjalan cukup jauh untuk bisa mengakses sumber air tersebut.

Jika kondisinya demikan, maka pihaknya membuat program penyediaan air bersih berbasis masyarakat dengan mendekatkan sumber air tersebut ke masyarakat melalui sambungan-sambungan pipa.

"Ini biasanya dalam bentuk sambungan pipa dan 'reservoar' karena mata airnya ada tapi lokasinya jauh dan fasilitas pendukungnya kurang," katanya.

Menurut dia di luar Jawa kebanyakan sarana air bersih terkendala kondisi sumber air yang keruh sehingga harus melalui proses pengolahan air terlebih dahulu agar air bisa dikonsumsi. Upaya ini membutuhkan biaya yang relatif besar.

Ia menyampaikan di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur kondisi airnya bagus sehingga tinggal menambahkan desinfektan saja sudah bisa langsung dikonsumsi untuk air minum.

Akan tetapi di daerah Sumatera, Kalimantan warna airnya keruh dan coklat sehingga perlu biaya besar untuk mengolahnya menjadi air bersih, lalu mendistribusikan air tersebut melalui pipa agar dapat dimanfaatkan masyarakat.

"Di daerah Indonesia timur, dalam setahun rata-rata hanya ada hujan selama tiga bulan. Karena itu, di sana program besar Kementerian PUPR adalah membuat waduk atau embung untuk menampung air. Di Kalimantan juga demikian," katanya.

Ia mengatakan di Kabupaten Temanggung, ketersediaan air bersih untuk penduduk sudah cukup bagus, untuk daerah perkotaan air bersih sudah tercukupi hampir 100 persen.

Kemudian untuk masyarakat yang tinggal di perdesaan, penyediaan air bersih baru tercukupi sekitar 80 persen saja.

"Dengan kondisi tersebut target 100 persen penyediaan air bersih di Temanggung saya kira akan lebih cepat tercapai karena sudah lebih tinggi dari rata-rata nasional," demikian Danis Hidayat Sumadilaga ​​​​​​.

Baca juga: Kementerian PUPR targetkan layanan air bersih 76,2 persen di 2019

Baca juga: Dirjen Cipta Karya prioritaskan stok air bersih dan fasilitas sanitasi untuk korban gempa Lombok

Baca juga: BPPSPAM sebut komitmen pemda masih rendah terkait air

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020