"Tadi pagi pengungsi terakhir pulang. Sekolah ini sempat jadi tempat pengungsian tidak resmi, ikut perintah pak gubernur," ujar Abdul Monda, penjaga sekolah SDN Rawa Buaya 01 Pagi, Bojong Raya, Jakarta Barat, ketika ditemui Minggu.
Menurut dia, ada puluhan warga Bojong Raya yang tinggal sementara di sekolah tersebut. Arus air setinggi 30 centimeter (cm) muncul di permukimannya akibat hujan yang tidak berhenti mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1) dini hari.
Warga yang mengungsi adalah yang kediamannya tidak memiliki lantai dua untuk mengungsi. Sekolah itu juga bukan merupakan posko penampungan yang terdaftar sehingga bantuan sangat sedikit.
Baca juga: Ikut kerja bakti, Sekda kasih jam ke warga Kampung Makasar
Baca juga: Berkacalah Jakarta..
Listrik juga padam sehingga pihak sekolah memutuskan untuk membeli genset. Selain itu, terdapat pula cadangan air bersih di sekolah yang membuat banyak warga datang ke sekolah itu.
Listrik di daerah itu juga baru menyala pada Sabtu (4/1) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Posisi sekolah yang tinggi juga membuat tempat itu dipilih warga untuk mengungsi meski daerah sekitarnya terendam air sekitar 30-50 cm.
Meski harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk membereskan sekolah, Monda tidak keberatan karena banyak pula saudaranya yang mencari tempat untuk kabur sementara dari kepungan air
"Untungnya mereka (pengungsi) tertib, tidak buang sampah sembarangan. Pakai toilet juga tertib jadi beres-beres buat sekolah besok tidak terlalu repot," ujar dia.
Saat banjir masih menggenangi Jakarta, Gubernur Anies Baswedan memang menginstruksikan kantor pemerintah, sekolah dam fasilitas umum dijadikan tempat penampungan sementara bagi warga yang terdampak banjir.
Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) Kemendikbud mencatat per 3 Januari, terdapat 290 sekolah serta 8.420 siswa di DKI Jakarta terdampak banjir
Baca juga: Alat berat dikerahkan untuk kerja bakti di Kampung Pulo
Baca juga: Empat hari usai banjir, pedagang di Pasar Jatinegara kembali berjualan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020