Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta M Ridwan mengatakan warga masih mengungsi di 22 lokasi pengungsian yang ada di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
"Per Minggu ini masih ada lima kelurahan tergenang ketinggian ada 40 cm hingga 70 cm," kata Ridwan.
Ia merincikan wilayah yang masih tergenang yakni Jakarta Utara terdapat di satu kelurahan di enam RW, total yang mengungsi 220 jiwa tersebar di tiga lokasi pengungsian.
Tinggi air yang masih menggenang wilayah Jakarta Utara 40 cm akibat luapan Kali Cakung, Sunter, Cakung Drain dan Rob.
Selanjutnya di wilayah Jakarta Barat jumlah yang paling banyak yakni ada di tiga kelurahan tersebar di 11 RW dengan jumlah jiwa yang mengungsi sebanyak 2.752 orang.
"Lokasi pengungsian ada di empat titik, ketinggian air masih 70 cm," katanya.
Berikutnya di wilayah Jakarta Timur, air masih menggenangi pemukiman warga di satu kelurahan di satu rukun warga, dengan jumlah pengungsi sebanyak 1.036 jiwa tersebar di enam pengungsian.
BPBD DKI Jakarta juga mencatat ada warga yang mengungsi di wilayah Jakarta Selatan walaupun air sudah surut tidak lagi menggenangi rumah warga.
Total ada 393 jiwa masih mengungsi di delapan titik pengungsian wilayah Jakarta Selatan.
Baca juga: Kisah pengungsi banjir tak sempat selamatkan buku sekolah anak
Baca juga: Pengungsi banjir tinggalkan sekolah, besok siswa mulai belajar
Baca juga: Pengungsi banjir Jakarta diingatkan tetap jaga kesehatan
"Di Jakarta Selatan sudah surut semua tapi warga masih ada yang mengungsi," kata Ridwan.
Sebagian warga memilih mengungsi karena rumahanya belum representatif untuk ditempati karena ads sisa banjir seperti tempat tidur yang belum bisa dipakai, atau masih berantakan karena warga masih berbenah usai banjir.
BPBD juga menginformasikan sebagian besar pengungsi membutuhkan bantuan mendesak berupa carbol atau cairan disinfektan, alat kebersihan, popok bayi, air minum, selimut, pakaian dalam dan makanan siap saji.
Pewarta: Laily Rahmawaty/Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020