"Kami mengembangkan sistem yang terintegrasi dengan mengembangkan Aplikasi Sistem Surveilans Demografi-Kesehatan (SOSDEKES)," kata Tim Pengmas Penggagas Aplikasi SOSDEKES Dr. Kemal N. Siregar dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Aplikasi ini menerapkan teknologi dengan metode Demographic Health Surveillance System (DHSS) dan secara perdana diaplikasikan di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor untuk mengatasi permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Baca juga: UI Peduli kerahkan relawan bantu korban banjir Jabodetabek
Baca juga: UI: Anak dan perempuan rentan jadi korban saat terjadi bencana
Ia mengatakan masalah pendataan mengenai KIA yang dihadapi di Indonesia menjadi masalah yang harus ditangani. Ketersediaan data yang tidak akurat, data yang tidak tepat waktu, serta tidak relevan merupakan salah satu dari penyebab masalah tersebut. Melalui pemantauan kesehatan lewat aplikasi SOSDEKES inilah tim pengmas FKM UI berusaha memberikan solusi dari masalah tersebut.
Kemal mengatakan tidak adanya sistem pemantauan yang kuat dan berkelanjutan berimplikasi pada rendahnya kualitas informasi yang diterima oleh pelayanan publik dan pemerintah daerah mengenai permasalahan demografi maupun kesehatan, mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten.
Dalam penerapannya, aplikasi SOSDEKES menggunakan Open Data Kit (ODK) sebagai platform dasar sistemnya. ODK ini merupakan aplikasi berbasis android untuk melakukan pengumpulan data yang bersifat reliable serta berbiaya rendah.
Baca juga: UI kukuhkan dua guru besar rumpun ilmu kesehatan
Baca juga: UI kembangkan Aplikasi 'mHealth' menunjang pelayanan kesehatan
Pelaksanaan pengumpulan data menggunakan ODK dilakukan oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan fasilitas kesehatan tingkat pertama dan Puskesmas setempat. Penentuan kader kesehatan dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif melalui pemberdayaan warga Kecamatan Babakan Madang.
Dikatakannya kader kesehatan memiliki peran dalam mengumpulkan data demografi wilayah. Kader kesehatan bertugas untuk melakukan entri data demografi yang dikumpulkan melalui sensus cepat rumah tangga yang diikuti langsung oleh kegiatan kunjungan rumah tangga setiap tiga bulan sekali untuk menghasilkan informasi dalam bentuk database yang terbarui tentang kesehatan dan demografi masyarakat.
"Petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas berperan dalam mencatat statistik rutin layanan di fasilitas kesehatan untuk menghasilkan database mengenai pelayanan kesehatan," katanya.
Baca juga: Alat deteksi "stunting" untuk balita dikembangkan UI
Baca juga: Pengukuran kualitas air laut di Indonesia dirintis "UI BlueMetric"
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020