Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa rawan terkoreksi seiring konflik di Timur Tengah antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.Sentimen pasar dari eksternal ini dapat menghambat perdagangan saham di BEI dan indeks acuan IHSG yang rawan terkoreksi pada hari ini
IHSG pagi ini dibuka menguat 14,82 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.272,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 3,54 poin atau 0,35 persen menjadi 1.013,78.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan ketegangan AS dengan Iran dapat memicu perang terbuka di kawasan Timur Tengah dan berdampak negatif mendorong kenaikan harga komoditas, terutama minyak.
"Kondisi ini dapat menjadi gangguan bagi perekonomian Indonesia. Sentimen pasar dari eksternal ini dapat menghambat perdagangan saham di BEI dan indeks acuan IHSG yang rawan terkoreksi pada hari ini," ujar Alfiansyah.
Komandan Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani tewas ditembak oleh tentara AS atas perintah Presiden AS Donald Trump. Trump beralasan mengambil langkah militer tersebut untuk mempertahankan dan melindungi personel AS di Irak.
Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani telah menimbulkan kekhawatiran akan ada balasan dari pihak Iran. Sementara itu, Trump memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas pembunuhan Soleimani.
Kalau sampai peringatan tersebut tidak diindahkan, Trump menyatakan akan menyerang sebanyak 52 wilayah sebagai balasan. Menurut Trump, beberapa dari 52 wilayah tersebut merupakan lokasi yang sangat penting bagi Iran.
Dipilihnya 52 wilayah tersebut melambangkan jumlah tawanan asal AS yang disandera oleh Iran pada masa lalu.
Bursa saham regional Asia siang ini antara lain Indeks Nikkei menguat 293,16 poin atau 1,26 persen ke 23.498,02, Indeks Hang Seng menguat 211,82 poin atau 0,75 persen ke 28.438,01, dan Indeks Straits Times menguat 20,79 poin atau 0,65 persen ke posisi 3.239,65.
Baca juga: IHSG Selasa pagi dibuka menguat 14,82 poin
Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 21 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020