"Ya mungkin untuk jangka pendek bisa. Tetapi tetep untuk pencegah longsor yang bagus untuk jangka panjang ya pohon," katanya saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa vetiver akarnya bisa mencapai kedalaman hingga enam meter di media bebas hambatan. "Kalau bebas hambatan seperti di kolam atau sungai mungkin bisa enam meter," katanya.
Kalau ditanam di media tanah, menurut dia, akar vetiver bisa mencapai kedalaman satu sampai 1,5 meter. "Untuk menghasilkan panjang (akar) 1,5 meter saja harus di polybag," katanya.
Akar tumbuhan itu, ia melanjutkan, bisa menembus bebatuan dan punya kekuatan menahan erosi atau tanah longsor sekuat seperenam kawat baja.
"Satu satunya tanaman yang akarnya serabut namun berkekuatan 1/6 kawat baja adalah vetiver system," katanya.
Namun tanaman itu hanya bisa bertahan hidup selama sekitar sembilan bulan. "Setelah itu mati," kata Supriyanto.
Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah menanam jenis pepohonan yang memiliki akar lebih kuat dan lebih dalam untuk mencegah longsor.
"Sebenarnya kalau untuk penahan erosi itu rumput-rumputan saja cukup. Erosi kan erosi permukaan saja. Tapi yang kemarin banjir ditambah landsliding, longsor," katanya.
"Kalau longsor itu kena lapisan kedap, jadi antara lapisan tanah dengan lapisan batu. Lapisan itu yang sebenarnya kayak terpisah antara batu dengan tanah. Nah begitu dia bergerak, ya sudah longsor semuanya. Satu-satunya penahan adalah pohon yang mempunyai akar lebih dalam dan mampu menerobos bebatuan," ia menambahkan.
Pepohonan seperti petai selong atau petai cina (Leucaena leucocephala), pohon nangka (Artocarpus heterophyllus), dan pohon jengkol (Archidendron pauciflorum), menurut dia, punya kekuatan lebih besar untuk menahan longsor karena akarnya bisa menembus kedalaman tanah dan bebatuan.
"Kalau vetiver itu enggak bisa menembus batuan dalam. Enggak bisa," katanya.
Baca juga:
Peneliti LIPI: Tanaman vetiver mampu cegah longsor dan erosi
BNPB siapkan 10.000 bibit tanaman vetiver antisipasi longsor
Pewarta: Katriana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020