"Kebijakan ini tidak berlaku untuk konten bermuatan parodi atau satir, atau video yang diedit untuk menhilangkan atau mengubah urutan kata," kata Facebook, dikutip dari Reuters, Selasa.
Facebook akan menghapus konten yang menggunakan teknologi, misalnya kecerdasan buatan, yang "menggabungkan, mengganti atau melebihkan konten dalam sebuah video dan membuatnya seolah asli".
Politikus mengkritik Facebook karena kebijakan konten mereka. Partai Demokrat AS memprotes platform tersebut karena tidak mengecek fakta terkait iklan politik.
Baca juga: Google bantah tuduhan Rusia soal iklan politik
Baca juga: Rusia tuduh Facebook dan Google siarkan iklan politik saat pemilu
Sementara Partai Republik menuduh Facebook melakukan diskriminasi terhadap aliran konservatif, namun hal itu sudah dibantah oleh Facebook.
Terkait aturan tersebut, Facebook menyatakan tidak akan menghapus video hasil edit politikus Nancy Pelosi yang seolah-olah salah berbicara.
"Video tentang Pelosi tidak memenuhi syarat kebijakan ini dan tidak akan dihapus. Hanya video yang dibuat oleh kecerdasan buatan yang menggambarkan orang yang mengatakan sesuatu yang tidak benar, akan diturunkan," kata Facebook.
Menjelang Pemilu pada November 2020, platform media sosial ditekan agar mereka menghapus video deepfake (manipulasi), yang menggunakan kecerdasan buatan sehingga seolah-olah seseorang mengatakan sesuatu, padahal sebenarnya tidak".
Baca juga: Facebook perkenalkan panduan bagi politisi dan partai politik
Baca juga: Pemillu AS, Facebook dan Google akan buka data iklan politik
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020