• Beranda
  • Berita
  • Pemprov Sulteng sebut Kekerasan terhadap perempuan terbanyak di Palu

Pemprov Sulteng sebut Kekerasan terhadap perempuan terbanyak di Palu

7 Januari 2020 18:24 WIB
Pemprov Sulteng sebut Kekerasan terhadap perempuan terbanyak di Palu
Pertemuan perempuan Sulteng terkait pemenuhan hak yang digelar oleh LSM bekerjasama dengan Pemprov Sulteng, beratajuk " Antara Aku, Perempuan dan Kopi" berlangsung di Palu, Sabtu 30 Maret 2019. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3A Sulteng, Sukarti, di Palu, Selasa, mengemukakan terdapat 905 kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Palu atau sebesar 41,2 persen selama empat tahun terakhir terhitung sej

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan kasus kekerasan terhadap perempuan di Sulteng paling banyak terjadi di Kota Palu dalam waktu empat tahun terakhir.

Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3A Sulteng, Sukarti, di Palu, Selasa, mengemukakan terdapat 905 kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Palu atau sebesar 41,2 persen selama empat tahun terakhir terhitung sejak tahun 2016-2019.

"Hal ini disebabkan karena Kota Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulteng memiliki jumlah penduduk kedua terbanyak setelah Parigi Moutong, yaitu 384.475 jiwa. Penduduk perempuan di Kota Palu berjumlah 192.001, hampir seimbang dengan penduduk laki-laki berjumlah 192.474," kata Sukarti.

DP3A Sulteng menyebut, selain jumlah penduduk yang relatif padat dibanding 12 kabupaten lainnya, akses informasi juga lebih mudah di Kota Palu, sehingga jika terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan, maka akan lebih mudah untuk diketahui.
Baca juga: Angka kekerasan terhadap perempuan-anak menurun

Berdasarkan data DP3A Sulteng, Kabupaten Morowali Utara tercatat sebagai kabupaten yang memiliki jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan paling sedikit, yaitu 34 kasus atau 1,5 persen dari total kasus yang terjadi di Sulawesi Tengah.

"Demikian halnya terjadi di Kabupaten Morowali sebanyak 37 kasus atau 1,6 persen dan di Banggai Kepulauan sebanyak 40 kasus atau 1,8 persen," ujarnya pula.

DP3A Sulteng menyebut, dalam kurun waktu empat tahun sejak 2016- 2019 terdapat 1.859 kasus kekerasan terhadap perempuan di daerah tersebut.

Pada tahun 2016 jumlah kekerasan terhadap perempuan sebanyak 483 kasus, meningkat 44,7 persen menjadi 699 kasus pada tahun 2017. Kasus ini menurun pada tahun 2018 menjadi 434 dan 243 pada tahun 2019.

"Jika digabung dengan korban kekerasan laki-laki, maka secara keseluruhan terdapat 2.255 kasus kekerasan di Sulawesi Tengah. Dari jumlah tersebut, proporsi kasus kekerasan terhadap perempuan jauh lebih tinggi yaitu 82 persen atau berjumlah 1.859 orang, sedangkan kekerasan terhadap laki-laki sebesar 18 persen atau berjumlah 396 orang," katanya lagi.
 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020