Kepala Pelaksana BPBD Ogan Komering Ulu (OKU), Amzar Kristofa saat dikonfirmasi di lokasi kejadian di Baturaja, Selasa mengatakan bahwa awalnya pihaknya kesulitan merayu korban untuk membatalkan aksi bunuh diri dengan cara memanjat tower di dekat rumahnya di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur.
Baca juga: Basarnas gagalkan percobaan bunuh diri pemuda 18 tahun
Baca juga: Penjual nasi goreng panjat menara karena patah hati
Baca juga: Guru tak lolos sertifikasi coba bunuh diri
"Awalnya kami memanggil kedua orang tua Yasir agar menasehati anaknya untuk turun dari tower. Tetapi karena syok, ibu korban langsung pingsan saat melihat ulah anaknya itu," katanya.
Melihat istrinya pingsan, kata dia, ayah korban, Riyanto langsung membawa pulang ibunya Yasir itu untuk menenangkan diri.
"Lalu ia memilih sholat sunah sembari berzikir memohon pertolongan Allah SWT di rumahnya. Riyanto tidak mau lagi ke TKP karena takut," kata Amzar.
Kemudian petugas mendatangkan paman dan bibi korban, namun karena pamannya marah-marah dan berteriak bahwa Yasir bodoh, akhirnya korban bukannya turun malah semakin tinggi memanjat tower.
Setelah hampir 90 menit berjuang, akhirnya pihaknya nekat menugaskan anggota BPBD OKU untuk naik ke atas tower guna merayu Yasir supaya turun.
"Alhamdulilah upaya ini berhasil walaupun awalnya Yasir sempat melawan dan mencoba memukul petugas kami," katanya.
Sementara itu, menurut keterangan Bayu, saksi sekaligus teman korban mengatakan bahwa aksi nekat itu dilakukan Yasir karena frustasi hubungan asmara dengan kekasihnya yang merupakan teman sekelasnya tidak direstui orang tuanya.
"Memang sudah beberapa hari ini Yasir sudah merasa tertekan, bahkan sempat ketemu saya sambil menangis mengungkapkan bahwa hubungan cintanya dengan pacarnya tidak direstui oleh ibunya," ujar Bayu.
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020