Sembilan titik panas Karhutla kepung Riau

8 Januari 2020 07:46 WIB
Sembilan titik panas Karhutla kepung Riau
Dokumen - Penanganan Karhutla di Riau 2018. ANTARA/Ronny M

Titik panas terdeteksi berada di Bengkalis, Siak, Pelalawan dan Kuantan Singingi

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan sembilan titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bertebaran di Riau.

Analis BMKG Yasir Prayuna kepada Antara di Pekanbaru Rabu mengatakan titik-titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen indikasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) itu menyebar di empat kabupaten.

Baca juga: BMKG ingatkan potensi ancaman Karhutla Riau

"Titik panas terdeteksi berada di Bengkalis, Siak, Pelalawan dan Kuantan Singingi," katanya.

Pelalawan menjadi kabupaten penyumbang titik panas terbanyak yang mencapai empat titik. Titik-titik panas yang terdeteksi melalui citra satelit Terra dan Aqua itu menyebar di Kecamatan Kuala Kampar.

Baca juga: BMKG deteksi lonjakan titik panas di Riau

Bengkalis selanjutnya menyumbang tiga titik panas yang menyebar di tiga kecamatan berbeda, Bukit Batu, Siak Kecil dan Pulau Rupat. Kemudian satu titik panas masing-masing menyebar di Siak dan Kuantan Singingi.

Baca juga: Terdeteksi 102 titik panas di Papua dan Papua Barat

Dari sembilan titik panas tersebut, BMKG menyatakan enam diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat Karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 hingga 100 persen. Titik api menyebar di Bengkalis dua titik, Pelalawan tiga titik dan Siak satu titik api.

Pemerintah Provinsi Riau maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau tampak belum menangani bencana Karhutla di awal tahun ini secara serius, usai penandatanganan kesepahaman dengan belasan perusahaan awal pekan ini.

Titik-titik api bahkan terus bermunculan sejak 1 Januari 2020 dan hingga kini kondisinya cenderung meningkat.

Padahal, BMKG menyatakan Riau harus lebih waspada mengingat telah memasuki pancaroba atau peralihan musim dari hujan ke musim kemarau.
 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020