Kedutaan Besar RI di Beijing memastikan bahwa sampai saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang dilaporkan terjangkit pneumonia berat yang sedang mewabah di Provinsi Hubei, China.Saya kontak terus dengan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Wuhan. Sejauh ini tidak ada pelajar kita yang terjangkit penyakit itu
Di provinsi tersebut terdapat 428 warga negara Indonesia yang seluruhnya berstatus mahasiswa. Sekitar 200 di antaranya tinggal di Wuhan dan kuliah di delapan kampus yang tersebar di Ibu Kota Provinsi Hubei itu.
"Saya kontak terus dengan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Wuhan. Sejauh ini tidak ada pelajar kita yang terjangkit penyakit itu," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya, Rabu.
Informasi yang diterima ANTARA Beijing menyebutkan bahwa Kantor Urusan Pelajar Internasional (ISO) di setiap kampus di Provinsi Hubei juga belum mengeluarkan peringatan khusus kepada mahasiswa asing mengenai penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan penyebabnya itu.
Meskipun demikian, Atdikbud mengimbau para pelajar Indonesia untuk berhati-hati dan mewaspadai timbulnya gejala tersebut.
Sementara Dinas Kesehatan Kota Wuhan mengeluarkan surat edaran bahwa siapa pun yang mengalami gejala pneumonia agar melapor ke instansi tersebut dengan nomor 85697893/85690943 atau alamat email whsyzc@126.com.
Dinkes Wuhan dalam laman resminya menyebutkan bahwa sejak Desember 2019 telah melakukan pengawasan penyakit pernapasan dan penyakit terkait dan menemukan kasus virus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.
Baca juga: Kemenkes: Masyarakat tidak perlu panik kasus pneumonia berat di China
Baca juga: Kemenkes selidiki kemungkinan kasus pneumonia berat di Indonesia
Manifestasi klinis dari kasus tersebut berupa demam. Beberapa pasien mengalami kesulitan bernapas dan radiografi dada menunjukkan infeksi paru-paru.
Pada Jumat (3/1) pukul 08.00 waktu setempat sebanyak 44 pasien dengan diagnosis terkena virus pneumonia misterius berhasil ditemukan, 11 di antaranya sakit kritis.
Saat ini, semua pasien telah dirawat di ruang isolasi medis di Wuhan. Dinkes juga telah melacak 121 orang yang kontak dengan pasien.
Sebuah survei epidemiologis menunjukkan bahwa beberapa kasus terjadi di permukiman padat penduduk sekitar sentra penjualan daging dan hasil laut di kawasan Hankou, demikian laman Dinkes Wuhan yang dipantau ANTARA.
Sampai sekarang, penyelidikan awal belum menunjukkan bukti yang jelas tentang penularan dari manusia ke manusia.
Identifikasi patogen, termasuk deteksi asam nukleat dan isolasi dan kultur virus, dan penyebab penelusuran sedang berlangsung. Namun penyakit pernapasan umum seperti influensa, flu burung, dan infeksi adenovirus telah dinafikkan.
Pemerintah pusat dan provinsi telah mengirim satuan kerja dan tim ahli ke Wuhan untuk memandu investigasi dan proses pembuangan sanitasi lingkungan di kawasan epidemi.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020