"Kalau untuk omzet dari bisnis smart card mencapai sekitar Rp300 miliar setahunnya," ujar Direktur Pengembangan Usaha Peruri, Fajar Rizki di Jakarta pada Rabu.
Fajar mengatakan bahwa permintaan smart card untuk kartu SIM daripada provider layanan telekomunikasi masih cukup tinggi.
Pengguna smartphone sendiri di Indonesia mencapai sekitar satu juta orang per tahunnya, dan masyarakat di kota-kota besar cenderung memiliki nomor handphone lebih dari satu.
"Dengan demikian permintaan akan pencetakan smart card untuk kartu SIM ponsel masih cukup tinggi," kata Fajar.
Peruri juga mengakui bahwa bisnis smart card untuk kartu SIM ponsel tersebut sempat mengalami penurunan, ketika regulasi pemerintah membatasi kepemilikan nomor ponsel hingga tiga nomor dan kewajiban pengguna untuk melakukan registrasi nomornya.
"Tapi permintaan pencetakan smart card untuk kartu SIM ponsel masih tumbuh," ujar Direktur Pengembangan Usaha Peruri tersebut.
Selain melayani pencetakan smart card untuk kartu SIM ponsel, Peruri juga melayani pembuatan kartu debit dan e-money bagi perbankan.
Mitra-mitra bank yang bekerja sama dengan Peruri untuk order pembuatan smart card bagi kartu debit dan e-money tersebut yakni bank-bank Himbara dan bank nasional seperti BCA.
Direktur Pengembangan Usaha Peruri, Fajar Rizki sendiri mengungkapkan bahwa order pembuatan kartu debit bank lebih banyak dibandingkan kartu untuk e-money.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020