"Dari pra-FS-nya, dari Gilimanuk sampai Denpasar akan dua tahap. Tetapi untuk tahap satu, dari Gilimanuk sampai Tabanan," kata Koster disela-sela menghadiri acara Simakrama Tahun Baru 2020 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, di Denpasar, Rabu.
Tol yang akan menghubungkan Kota Denpasar ke arah barat Pulau Bali itu, lanjut Koster, dari studi pihak swasta yang disusun rencananya tidak akan membentang menyusuri pantai, tetapi lewat jalur tengah.
"50 persen lebih itu tanah negara, studi dibuat pihak swasta juga," ucap Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng itu.
Koster mengatakan investor dari pihak swasta yang tertarik untuk membangun tol Denpasar-Gilimanuk sudah melakukan presentasi. "Saya lupa namanya, swasta, kalau BUMN mana mau dia, ini karena untungnya lama, balik modalnya itu 17 tahun," ujarnya.
Dia menyebut terkait dengan kebutuhan investasi untuk pembangunan tol itu masih sedang dihitung, namun dari perhitungan awal di atas Rp10 triliun.
Jika berdasarkan hasil studi pihak Waskita Karya yang sebelumnya menyebutkan hasil studi pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk tidak layak, tetapi studi terbaru dari pihak swasta tersebut menyatakan layak.
"Ini layak ini? Dia tunjukkan layak, tetapi jangka waktu BEP yang lama," kata Koster.
Studi kelayakan tol Denpasar-Gilimanuk ditargetkan rampung 2020, selanjutnya Koster akan membicarakan hal tersebut dengan Menteri PU supaya bisa memberikan rekomendasi dan dukungan.
"Kalau dari sisi saya, prinsip sudah oke, tetapi ini harus dengan Menteri PU juga, karena ada yang berpandangan Bali ini kecil kalau pakai tol nanti orang nggak lihat pemandangan. Tetapi menurut saya untuk Gilimanuk-Denpasar perlu tol," ucap mantan anggota DPR tiga periode itu.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020