"Saya minta sodetan Ciliwung menuju ke BKT itu tahun ini bisa dirampungkan. Saya kira bisa secepatnya dengan Gubernur untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahannya," kata Presiden Jokowi saat menerima sejumlah kepala daerah terdampak banjir di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu.
Menurut Presiden, pembangunan sungai baik melalui konsep normalisasi maupun naturalisasi harus segera dilanjutkan.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan sungai yang perlu dibenahi alirannya tidak hanya Sungai Ciliwung, melainkan ada belasan sungai lain, termasuk Sungai Cipinang, Sungai Buaran dan Sungai Mookervart.
"Saya kira perlu dilakukan penormalan kembali sehingga aliran air di Jakarta bisa normal kembali," kata Jokowi.
Baca juga: Viral soal imbauan Kedubes AS, Anies: BMKG keluarkan yang sama
Baca juga: Anies: Hanya 15 persen wilayah Jakarta kebanjiran
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan pada Jumat (3/1/2020), skdetan Sungai Ciliwung dapat signifikan mengurangi debit aliran air sehingga membantu mengurangi banjir.
Sodetan Sungai Ciliwung dapat mengalirkan air sebanyak 60 meter kubik per detik ke Kanal Banjir Timur (BKT) untuk diteruskan langsung menuju laut di utara Jakarta.
Sementara debit air banjir Sungai Ciliwung mencapai 570 meter kubik per detik. Jika sodetan itu terwujuf, maka debit air banjir dapat terkurangi menjadi 510 meter kubik.
Dari rencana 1,2 kilometer sodetan yang di bawah tanah antara kawasan Bidara Cina, Otista, hingga ke Kali Cipinang, menuju KBT, baru terbangun 600 meter.
Sementara sisa pembangunan, termasuk pembangunan jalur masuk air atau "water inlet", terkendala karena faktor pembebasan lahan.
Jika pembebasan lahan sudah dilakukan, Basuki menilai pembangunan lanjutan sodetan memakan waktu 6 bulan.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020