• Beranda
  • Berita
  • Luhut tanggapi kenaikan harga minyak akibat konflik Iran dan AS

Luhut tanggapi kenaikan harga minyak akibat konflik Iran dan AS

8 Januari 2020 20:25 WIB
Luhut tanggapi kenaikan harga minyak akibat konflik Iran dan AS
Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (baju putih) ditemui di halaman Istana Negara, Jakarta pada Jumat (3/1/2020). ANTARA/Bayu Prasetyo/am.

Ya pasti naik (harga minyak) enggak apa-apa, hidup kan pasti ada naik turun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ikut menanggapi ketegangan yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat yang  akan berdampak signifikan terhadap harga minyak dunia.

"Ya kita lihat saja nanti. Ya pasti naik (harga minyak) enggak apa-apa, hidup kan pasti ada naik turun. Jangan kita terlalu hebohlah," katanya di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia seiring dengan adanya peningkatan ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat.

"Terjadi peningkatan eskalasi tensi di Timur Tengah dan pengaruhnya cepat ke pergerakan harga minyak, tentu kita memperhatikan ini terus," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Sofjan Wanandi khawatirkan dampak situasi Iran-AS bagi Indonesia

Suahasil menjelaskan pantauan harga minyak dunia ini penting karena harga minyak merupakan salah satu variabel penting dalam pengelolaan APBN yang mampu mempengaruhi penerimaan maupun belanja pemerintah.

Namun, menurut dia, pelaksanaan kinerja APBN tersebut tidak hanya memperhatikan satu asumsi makro saja, tetapi juga instrumen lainnya seperti nilai tukar dan lifting minyak.

"Pengaruhnya ke APBN tidak hanya harga minyak tapi juga nilai tukar dan lifting minyak. Ini yang akan kita update setiap bulan," kata Suahasil.

Baca juga: Minyak naik dipicu ketegangan di Timur Tengah, Brent sentuh 70 dolar

Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa Indonesia harus bersiap mengantisipasi ketegangan antara Amerika Serikat dengan Iran karena dapat menambah beban laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut dia, konflik AS-Iran dapat menjadi perang terbuka di kawasan Timur Tengah yang akhirnya mendorong harga komoditas, terutama minyak dunia melonjak.

Harga minyak yang melonjak, lanjut dia, dapat menjadi tantangan di tengah usaha pemerintah untuk memperkecil defisit pada neraca perdagangan dan transaksi berjalan.

Baca juga: Kemenkeu pantau pergerakan harga minyak usai ketegangan Iran-AS

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020