Pengadilan disipliner Serie A mengeluarkan pernyataan bahwa penyelidikan lebih jauh sedang digelar guna mengidentifikasi siapa sebenarnya pendukung Lazio yang menghina Balotelli. Lazio juga sudah diminta polisi untuk membantu mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu.
Baca juga: Brescia bela pernyataan presiden klub soal Balotelli
Lazio menang 2-1 setelah Balotelli yang sepanjang kariernya menerima hinaan rasis, membuka skor untuk Brescia.
Serie A menyatakan bahwa fans "menyanyikan paduan suara diskriminasi rasis terhadap seorang pemain dari tim lawan pada menit ke-21 dan ke-29 babak pertama" selain melakukan hinaan lainnya.
Serie A menyebutkan wasit menghentikan pertandingan itu setelah pertandingan memasuki waktu tepat satu jam dan pengumuman dikeluarkan guna meminta nyanyian rasis itu dihentikan.
Baca juga: Pelaku aksi rasial kepada Mario Balotelli dapat hukuman "super" berat
Balotelli, yang terlihat mengajukan protes kepada wasit akibat nyanyian rasis tersebut, mengatakan "kalian memalukan" lewat sebuah pesan Instagram kepada fans Lazio setelah pertandingan itu. Lazio tak mau dikait-kaitkan dengan fans yang telah menghina Balotelli tersebut.
Pengadilan disipliner itu juga mengeluarkan skorsing dua pertandingan kepada pemain pengganti Sassuolo, Domenico Berardi, setelah dia diusir keluar lapangan pada akhir pertandingan yang berkesudahan 1-2 melawan Genoa. Sassuolo mengeluhkan putusan yang mendorong terciptanya gol kedua Genoa yang didahului pelanggaran oleh Berardi.
Baca juga: Mancini tak mau masukkan Balotelli hanya untuk lawan rasisme
Baca juga: Bermitra dengan Balotelli, Donnarumma merasa terhormat
Pengadilan menyatakan Berardi mengeluarkan protes tidak pantas kepada wasit dan menyampaikan ekspresi yang sangat tidak menghormati ofisial pertandingan di lorong stadion setelah diusir dari lapangan.
SPAL didenda 10.000 euro setelah pendukungnya melemparkan benda ke lapangan yang kemudian menimpa wasit, sehingga menimbulkan cedera ketika mereka tengah bertanding melawan Verona.
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020