Manajer pencegahan infeksi dari Rush University Medical Center, Tiffany Wiksten seperti dilansir Real Simple beberapa waktu lalu mengatakan, hand sanitizer dan mencuci tangan dengan air dan sabun sama-sama bisa menjaga tangan tetap higienis asalkan penggunaanya tepat.
Hal mendasar, Anda harus mencuci tangan dengan air dan sabun untuk membersihkan tangan saat terlihat kotor. Hand sanitizer bukan pengganti membersihkan permukaan yang kotor.
Wiksten amat merekomendasikan Anda mencuci tangan sebelum menyiapkan makan, makan untuk menghindari kontaminasi silang, serta tentu saja setelah dari kamar mandi.
Sabun dan air lebih efektif ketimbang hand sanitizer untuk melawan berbagai mikroba berbahaya, seperti norovirus dan C. dif.
Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan mencuci tangan setidaknya selama 15 detik untuk memastikan semua area tangan bersih.
Kapan dan bagaimana sebaiknya pakai hand sanitizer?
Selama Anda masih rutin menggunakan sabun dan air, hand sanitizer adalah cara yang efektif untuk mengisi "lubang" ketika Anda tidak memiliki akses ke wastafel.
Ini sangat membantu para profesional kesehatan yang perlu mendisinfeksi tangan mereka sesering mungkin, atau untuk ketenangan pikiran Anda sendiri ketika Anda telah berada di sekitar area dan permukaan yang tak higienis.
Sama halnya saat mencuci tangan, saat menggunakan hand sanitizer, pastikan area ibu jari, ujung jari dan di antara jari-jari tak terlewatkan.
Saat membeli produk hand sanitizer, pastikan menemukan yang berbasis alkohol. Pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60-95 persen alkohol dikatakan paling efektif dalam menangkal kuman.
"Hand sanitizer berbasis alkohol mendenaturasi protein kuman, yang akhirnya membunuh kuman-kuman itu," kata Wiksten.
Baca juga: Perlukah sabun khusus untuk cuci tangan?
Baca juga: Bolehkah cuci tangan pakai air kobokan?
Baca juga: Kapan hand sanitizer sebaiknya tak digunakan?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020