• Beranda
  • Berita
  • IHSG berpeluang menguat Kamis, seiring meredanya konflik AS-Iran

IHSG berpeluang menguat Kamis, seiring meredanya konflik AS-Iran

9 Januari 2020 09:31 WIB
IHSG berpeluang menguat Kamis, seiring meredanya konflik AS-Iran
Pegawai melintas di depan layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/10/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww/pri

Pulihnya pasar saham AS diperkirakan memberikan ketenangan pasar lainnya, termasuk saham di BEI, dan indeks acuan IHSG diperkirakan berpeluang menguat...

Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi dibuka menguat seiring meredanya konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran di kawasan Timur Tengah.

IHSG dibuka menguat 22,98 poin atau 0,37 persen ke posisi 6.248,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 6,04 poin atau 0,6 persen menjadi 1.0011,49.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Kamis, mengatakan ketegangan AS dan Iran dapat memicu potensi perang dan dapat menganggu keamanan lebih luas di kawasan tersebut.

Namun saham AS berhasil ditutup menguat pada Rabu (8/1) lalu setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa serangan Iran tidak menimbulkan korban dan pemerintah Iran tampak akan menyudahi aksinya.

"Pulihnya pasar saham AS diperkirakan memberikan ketenangan pasar lainnya, termasuk saham di BEI, dan indeks acuan IHSG diperkirakan berpeluang menguat pada perdagangan saham hari ini," ujar Alfiansyah.

Iran melakukan serangan rudal terhadap pangkalan udara Ain al-Asad dan Arbil di Irak, yang menjadi markas tentara AS. Serangan Iran tersebut sebagai balasan atas serangan drone AS yang menewaskan Mayor Jenderal Qasem Soleimani.

Sebelumnya Iran juga menjanjikan bahwa respons yang lebih menghancurkan akan diberikan jika AS melancarkan serangan lebih lanjut. Serangan Iran akan memicu kekerasan lain di kawasan teluk.

Sementara itu dari sisi internal AS sendiri, pasca serangan AS yang menewaskan Soleimani, Fraksi Demokrat di Kongres mengatakan siap melangsungkan pemungutan suara untuk membatasi wewenang Trump mengambil tindakan militer terhadap Iran tanpa persetujuan Kongres. Namun Fraksi Republik menuduh Fraksi Demokrat bertindak demi kepentingan partai.

Dari domestik, posisi cadangan devisa hingga akhir Desember 2019 tercatat sebesar 129,2 miliar dolar AS atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni 126,6 miliar dolar AS. Perkembangan cadangan devisa pada Desember 2019, terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan penerimaan valas lainnya.

"Posisi cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Alfiansyah.

Bursa saham regional Asia siang ini antara lain Indeks Nikkei menguat 424,59 poin atau 1,83 persen ke 23.629,35 , Indeks Hang Seng menguat 294,83 poin atau 1,05 persen ke 28.382,75, dan Indeks Straits Times menguat 10,2 poin atau 0,31 persen ke posisi 3.256,09.

Baca juga: Wall Street reli setelah komentar Trump tentang serangan Iran

Baca juga: Harga minyak jatuh setelah Trump "mengecilkan" serangan Iran


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020