• Beranda
  • Berita
  • Tahun pascapemilu, kinerja properti apartemen masih tertekan

Tahun pascapemilu, kinerja properti apartemen masih tertekan

9 Januari 2020 10:30 WIB
Tahun pascapemilu, kinerja properti apartemen masih tertekan
Foto aerial pembangunan gedung-gedung apartemen di kawasan Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aa
Senior Associate Director Colliers International Indonesia (konsultan properti) Ferry Salanto mengemukakan bahwa pada tahun 2020 ini atau setelah penyelenggaraan Pemilu 2019 lalu, kinerja beragam subsektor properti seperti apartemen masih tertekan.

"Pasar apartemen strata tetap masih di bawah tekanan pada tahun ini, terutama karena investor masih mempertimbangkan pendapatan sewa yang berimbang dengan harga beli unit," kata Ferry Salanto, Kamis.

Berdasarkan data Colliers, tingkat penyerapan pada kuartal IV 2019 hanya mencapai 87,2 persen, hanya meningkat 0,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca juga: Peneliti UI sayangkan pembangunan apartemen masih fokus aspek komersil

Sedangkan rata-rata harga penjualan pada kuartal IV-2019 juga mengalami stagnasi di angka Rp34,8 juta per meter persegi, atau hanya 0,02 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga penjualan pada kuartal sebelumnya.

Ia mengungkapkan, meski pihak pengembang telah menawarkan berbagai macam promosi, tetapi volume transaksi belum sampai tahap memuaskan.

"Orang-orang bilang menunggu hingga pemilu selesai. Tetapi pemilu usai, kita lihat kondisinya masih belum terlalu bergerak (untuk kinerja apartemen)," ucap Ferry.

Baca juga: Pengembang optimistis penjualan apartemen di Jaksel masih tinggi

Selain itu, ujar dia, para pembeli potensial juga umumnya mengharapkan stimulus ayng lebih dari pemerintah untuk mengakselerasikan secara nyata sektor properti ini.

Hal ini karena meski suku bunga acuan BI telah diturunkan hingga sekitar 5 persen, tetapi diperkirakan masih membutuhkan waktu sekitar setengah tahun lebih bagi berbagai bank untuk menyesuaikannya.

"Namun, diperkirakan kondisi pasar akan mengalami pemulihan di tahun 2021," kata Ferry.

Disarankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli karena dengan semakin banyaknya opsi promosi yang ditawarkan pengembang yang fokus untuk menjual produk yang belum laku.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020