• Beranda
  • Berita
  • Wakil PM China teken perjanjian dagang dengan AS pekan depan

Wakil PM China teken perjanjian dagang dengan AS pekan depan

9 Januari 2020 16:08 WIB
Wakil PM China teken perjanjian dagang dengan AS pekan depan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan secara khusus di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019) (ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque)
Wakil Perdana Menteri China Liu He, ketua tim perunding pembicaraan dagang China-AS, akan menandatangani perjanjian "Tahap 1" di Washington pekan depan, menurut Kementerian Perdagangan, Kamis.

Juru bicara kementerian mengatakan Liu akan berkunjung ke Washington pada 13-15 Januari.

Tim perunding kedua belah pihak masih menjalin kontak sehubungan dengan persiapan khusus penandatanganan, kata Gao kepada awak media.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada 31 Desember bahwa perjanjian Tahap 1 dengan China akan diteken pada 15 Januari di Gedung Putih. Trump juga menyebutkan dirinya akan menandatangani perjanjian itu dengan "perwakilan tingkat tinggi China", setelah itu dirinya akan bertolak ke China untuk memulai pembicaraan tahap berikutnya.

Baca juga: Trump: kesepakatan dagang dengan China akan "segera" diteken
Baca juga: Dolar melonjak atas yen, di tengah laporan AS capai kesepakatan dagang
Baca juga: Trump: AS, China segera mulai perundingan dagang Tahap Kedua


Perjanjian Tahap 1 yang dicapai bulan lalu diharapkan mampu mengurangi tarif dan meningkatkan pembelian produk pertanian, energi dan manufaktur AS oleh China sambil membahas sejumlah sengketa atas properti intelektual.

Namun tidak ada versi teks yang dipublikasikan dan pejabat China secara terbuka belum berkomitmen pada poin-poin utama seperti meningkatkan impor produk dan jasa AS hingga 200 miliar dolar AS selama dua tahun.

Amerika Serikat meluncurkan perang dagang dengan Beijing sejak satu setengah tahun lalu atas dugaan praktik dagang curang, seperti pencurian kekayaan intelektual AS dan subsidi yang secara tak seimbang menguntungkan perusahaan milik negara China.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kadin paparkan dua peluang Indonesia terkait perang dagang
Baca juga: Gairah investasi di tengah panasnya tahun politik dan perang dagang

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020