"Gerhana bulan dini hari pada 11 Januari hanya gerhana penumbra. Jadi hanya peredupan purnama yang tidak akan dikenali oleh awam," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.
Berbeda dengan gerhana bulan total yang melewati bayangan umbra Bumi atau bayangan inti yang merupakan bagian sangat gelap, gerhana bulan penumbra akan berada di bagian penumbra yang bayangannya lebih terang sehingga perbedaannya tidak akan terlihat secara kasat mata.
Hal itu dikarenakan perubahan yang terjadi tidak akan terlalu kentara akibat sinar bulan yang masih cukup terlihat, berbeda dengan gerhana matahari total yang fase bulan dari purnama dan masuk ke umbra atau bagian bayangan tergelap, menurut astronom Ronny Syamara, menambahkan.
Karena itu diperlukan alat bantu jika ingin melihat secara jelas perbedaan ketika terjadi gerhana bulan penumbra.
"Gerhana bulan penumbra itu tidak akan terlihat dengan kasat mata. Kalau dengan detektor bisa terlihat, atau menggunakan kamera yang dibantu lensa tele. Lalu kita bandingkan dengan purnama sebelum gerhana penumbra maka bisa terlihat perbedaannya," ujar astronom di Planetarium dan Observatorium Jakarta itu.
Baca juga: 11 Januari 2020, gerhana bulan penumbra akan lintasi Indonesia
Gerhana bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga cahayanya tidak sampai ke Bumi. Fenomena ini terjadi setiap fase bulan baru.
Baca juga: Gerhana bulan penumbra 11 Januari berlangsung mulai pukul 00.05 WIB
Gerhana bulan penumbra sendiri akan terjadi sebanyak enam kali selama sepanjang 2020.
Baca juga: Planetarium Jakarta target 500 pengunjung tonton gerhana bulan
Gerhana bulan penumbra yang terjadi pada Sabtu (11/1) akan dimulai 00.05 WIB dengan puncaknya terjadi pada pukul 02.10 WIB dan berakhir pukul 04.14 WIB.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020