• Beranda
  • Berita
  • Tangerang akui dapur umum dan perahu karet terbatas saat banjir

Tangerang akui dapur umum dan perahu karet terbatas saat banjir

9 Januari 2020 21:01 WIB
Tangerang akui dapur umum dan perahu karet terbatas saat banjir
Dokumen - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar (baju putih) meninjau banjir di Solear. ANTARA/Adityawarman

Terutama aparat BPBD, Dinsos dan petugas tiap kecamatan rawan banjir agar mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi

Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten mengakui keberadaan dapur umum dan persediaan perahu karet dalam jumlah terbatas saat banjir awal tahun 2020, sehingga perlu diperbanyak agar logistik dan evakuasi tidak mengalami kendala.

"Ini pengalaman banjir awal tahun 2020 karena sebanyak 14 kecamatan terendam air bah, maka upaya penanganan agar lebih maksimal," kata Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Kamis.

Baca juga: Kembalikan sarana publik, fokus Pemkot Tangerang pascabanjir

Ahmed mengatakan ketika banjir keberadaan perahu karet sangat dibutuhkan untuk evakuasi warga termasuk dapur umum sebagai persediaan makanan.

Dia mengatakan telah melakukan rapat koordinasi terkait penanganan dan antisipasi banjir dengan seluruh aparat dan instansi terkait lainnya.

Baca juga: Pemkot Tangerang optimalkan fungsi situ tampung air musim hujan

Dia berharap tahun 2021 sebanyak 29 kecamatan yang ada memiliki perahu karet dan dapur umum dalam jumlah mencukupi maka dapat digunakan bila terjadi tanggap darurat bencana di daerah ini.

Menurut dia, terdapat lima sungai besar yang melintasi Kabupaten Tangerang yaitu Cisadane, Cimanceuri, Cidurian, Cirarap dan Kalisabi.

Baca juga: Banjir usai, warga Kota Tangerang keluhkan diare dan gatal kulit

Ketika banjir awal tahun 2020 maka sebanyak 12 persen dari luas wilayah terendam air bah dan penduduk yang terdampak banjir sekitar 5,6 persen menyebabkan kerusakan bangunan dan infrastruktur lainnya.

Bahkan ketika banjir untuk evakuasi mengalami kendala akibat kekurangan perahu karet yang selama ini hanya dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Demikian pula peralatan dapur umum yang terbatas menyebabkan persediaan logistik terhambat untuk warga korban banjir di lokasi pengungsian.

Mantan anggota Komisi I DPRD RI itu mengatakan semua pihak perlu siaga antisipasi banjir yang bisa kapan saja terjadi karena berdasarkan perkiraan BMKG bahwa musim hujan masih sampai awal Maret 2020.

"Terutama aparat BPBD, Dinsos dan petugas tiap kecamatan rawan banjir agar mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi," katanya.

Pihaknya berharap instansi terkait duduk bersama melakukan pemetaan dan harus sesuai standar operasional prosedur (SOP) penanganan banjir secara menyeluruh.

Dia menambahkan kebutuhan peralatan yang dibutuhkan termasuk logistik harus dihitung karena musim penghujan diprediksi selama tiga bulan ke depan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid mengatakan pihaknya menganggarkan pembelian perahu karet dan peralatan dapur umum pada APBD 2021 karena banjir menerjang wilayah ini tiap tahun.

Maesyal mengatakan penyediaan perahu karet dan peralatan dapur umum di kecamatan dan desa/kelurahan sudah mendesak dan sangat dibutuhkan.

Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020