"Kami berharap satu atau dua cabor lagi untuk bisa lolos, yaitu sepeda dan juga mungkin dayung juga diharapkan lolos, tapi kami masih menunggu," ujar Rosan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis.
Rosan yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) itu mengatakan, kedua cabang olahraga tersebut memiliki potensi besar untuk bersaing lolos olimpiade 2020, sama seperti cabor unggulan lainnya seperti bulutangkis dan angkat besi.
Kendati begitu, ia juga masih menunggu hasil akhir jumlah cabor yang lolos, mengingat kualifikasi olimpiade masih akan berlangsung hingga April mendatang.
Peluang itu menurutnya masih terbuka lebar. Pasalnya, pada cabang balap sepeda, misalnya, tim Indonesia berpeluang besar meloloskan atlet BMX ke ajang tersebut, terlebih Indonesia kini berada di peringkat ke-19 dunia.
Baca juga: Atlet BMX Indonesia buka peluang tampil di Olimpiade 2020 Tokyo
Melalui metode peringkat pernegara, Indonesia masih memiliki banyak waktu hingga April mendatang untuk mendongkrak poin agar bisa berada di urutan 11 besar dunia, yang merupakan syarat lolos olimpiade.
Sementara itu pada cabang dayung, Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup diperhitungkan di Asia. Terbukti pada ajang Asian Games 2018, tim dayung Indonesia berhasil meraih satu medali emas, dua perak, dan dua perunggu.
Terakhir kali, pada SEA Games 2019 di Filipina, tim dayung Indonesia juga sukses menyabet gelar juara umum dengan perolehan 10 medali emas, empat perak, dan tiga perunggu dari total 19 medali emas yang diperebutkan.
Baca juga: Dayung sumbang 10 medali emas, padahal target hanya lima
Dengan demikian, prestasi tersebut setidaknya dapat menjadi harapan bagi Merah Putih untuk menambah perwakilan atletnya di ajang olimpiade, di luar cabang unggulan lain seperti bulu tangkis dan angkat besi.
Lebih dari satu emas
Menjadi kepala kontingen di olimpiade 2020, Rosan bertekad Indonesia dapat melampaui capaian satu medali emas yang diraih di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil. Namun, ia tak menyebutkan jumlah spesifik dari medali yang ditargetkan karena dirinya masih harus menunggu keputusan akhir dari setiap cabor.
"Pokoknya Insya Allah lebih baik daripada Olimpiade 2016, targetnya itu. Di Brazil kan (mendapat) satu emas dari bulutangkis dan dua perak dari angkat besi," katanya.
Untuk menghindari permasalahan saat SEA Games 2019 terulang, pada Januari ini, Rosan akan berkeliling ke pengurung cabang olahraga terkait pembahasan kualifikasi olimpiade dan pengajuan proposal anggaran kepada Kemenpora.
Ia meminta kepada seluruh cabor untuk segera menuntaskan proposal anggarannya pada Januari ini demi mempercepat proses pencairan dana.
"Karena April semua cabor harus melaporkan ada berapa orang (yang lolos kualifikasi). Harapan kami tentu harus segera selesai. Jangan telat setelah itu teriak-teriak tidak diturunkan dananya," tuturnya.
Hingga saat ini, baru empat atlet yang dipastikan lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo. Mereka adalah Lalu Muhammad Zohri di cabang atletik, Vidya Rafika di cabang menembak, dan dua atlet cabang panahan dari nomor recurve putra dan putri.
Baca juga: Dua emas pijakan Vidya Rafika menuju Olimpiade Tokyo
Baca juga: Tim panahan Indonesia targetkan kirim 8 atlet ke Olimpiade 2020 Tokyo
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020