Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengubah sistem tata niaga lada putih, sebagai langkah strategis pemerintah mendongkrak harga komoditas ekspor tersebut di pasar global.Perubahan ini sudah final dan ditargetkan diberlakukan pada pertengahan Januari tahun ini
"Perubahan ini sudah final dan ditargetkan diberlakukan pada pertengahan Januari tahun ini," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan usai Rapat Final Pembahasan Tata Niaga Lada di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan perubahan sistem ini dimulai dari tata niaga, hilirisasi, hingga pemasaran lada antarpulau di Indonesia dan internasional, sehingga dapat memutus mata rantai sehingga dapat menaikkan harga ditingkat petani.
"Untuk hilirisasi lada sudah dilakukan oleh UMKM dan Koperasi Petani Lada akan membeli lada langsung ke petani dengan harga standar yang sudah ditetapkan oleh Komite Penetapan Harga Lada," ujarnya.
Sementara itu, untuk pemasaran lada putih ini akan dilakukan petani milenial dan penguatan informasi teknologi muda, sehingga memudahkan buyer atau pembeli untuk membeli hasil lada petani.
"Selama ini petani menjual hasil panen ke pedagang pengumpul dengan harga murah dan tahun ini mereka UMKM dan koperasi akan langsung membeli hasil panennya dengan harga yang telah ditetapkan, sehingga petani tidak lagi kesulitan menjual hasil panennya," katanya.
Direktur BUMD Provinsi Kepulauan Babel, Safarudin menegaskan rapat tentang tata niaga lada ini sudah final, baik untuk hilirisasi maupun pengiriman lada antarpulau serta pengiriman untuk ekspor.
“Kita juga telah menyiapkan beberapa instrumen, seperti Kantor Pemasaran Bersama, kemudian UMKM Lada untuk memproduksi Lada yang ingin dihilirisasi menjadi bentuk – bentuk kemasan yang siap kita pasarkan ke gerai–gerai di Babel maupun di luar daerah," katanya.
Ia berharap, dengan adanya Tata Niaga Pemasaran Lada yang baru ini, nantinya harga Lada di level Petani Babel ada perubahan, sesuai dengan yang diharapkan.
Pada Rapat Final Tata Niaga Lada tersebut dihadiri Kepala Dinas Pertanian Babel, Juaidi, Kepala Dinas Perindag Babel, Sunardi, Kepala BP3L Babel, Kepala Koperasi Petani Lada Babel, Kantor Pemasaran Bersama Lada, Direktur BUMD Provinsi, Saparudin, Staf Khusus Gubernur Babel, serta unsur terkait lainnya.
Baca juga: Komisi VI DPR bentuk Panja Rempah selesaikan masalah lada
Baca juga: BPS: Harga lada pemicu NTP Babel turun
Baca juga: Kemendag: Pertemuan IPC produsen lada bahas stabilisasi harga dunia
Pewarta: Aprionis
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020