Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bakal memfasilitasi para mantan narapidana teroris untuk berwirausaha dengan memberikan pelatihan keterampilan sehingga bisa produktif.Para mantan narapidana teroris akan kita latih membuat pakan ternak, makanan ringan, maupun bermacam kerajinan tangan
"Para mantan narapidana teroris akan kita latih membuat pakan ternak, makanan ringan, maupun bermacam kerajinan tangan. Dinas Koperasi dan UKM akan membantu memfasilitasi pelatihan, termasuk membantu mengurus izin produk industri rumah tangga (PIRT) dan sertifikat halal," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Gus Yasin sapaan akrab Wagub Jateng mengatakan siapapun bisa mengikuti pelatihan berbagai keterampilan dan wirausaha, termasuk para narapidana teroris yang sudah bebas dari tahanan serta menyatakan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kemudian hidup berbaur dengan masyarakat.
"Kalau sementara ini sudah ada yang beternak kambing dan budi daya lele, itu sudah bagus. Nanti bisa dikembangkan dengan membuat pakan ikan, membuat kue, dan makanan ringan, juga kerajinan lainnya. Selain diberikan pelatihan membuat makanan juga dilatih bagaimana pengemasan hingga pemasarannya," ujarnya.
Baca juga: Ridwan Kamil rangkul mantan narapidana teroris
Ketua Yayasan Gema Salam Jack Harun menjelaskan bahwa yayasan yang diasuhnya merupakan wadah bagi mantan narapidana teroris yang ada di wilayah Jawa Tengah, di mana terdapat 40 mantan narapidana teroris yang sudah kembali ke NKRI dan hidup bersama keluarganya masing-masing.
"Tujuan kami mengunjungi Pak Wakil Gubernur Taj Yasin untuk menindaklanjuti perihal pemberdayaan para mantan narapidana teroris. Kami berharap ada pelatihan yang mengarah ke ekonomi produktif, karena para mantan narapidana teroris juga harus bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," katanya.
Selama ini, kata dia, anggota Yayasan Gema Salam membudidayakan kambing, sapi, dan ikan lele secara mandiri.
Bahkan membuat kerajinan blangkon khas Jateng secara otodidak atau tanpa ada pelatihan khusus sehingga dengan adanya pelatihan dari pemerintah provinsi, diharapkan para mantan narapidana teroris lebih kreatif dan menghasilkan produk yang inovatif sehingga banyak diminati masyarakat.
"Selain pelatihan wirausaha, kami juga berharap adanya koperasi untuk mengakomodasi berbagai produk hasil karya anggota dan bisa mengikuti pameran sehingga produk kami banyak peminat," ujarnya.
Baca juga: Polri tetap memantau napi teroris yang sudah dibebaskan
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020