"Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian program kesiapsiagaan gempa bumi yang dilakukan oleh PMI Kota Sukabumi dengan dukungan pendanaan dari USAID melalui Palang Merah Amerika dan PMI Pusat di Kota Sukabumi khususnya Kelurahan Baros yang menjadi proyek percontohan pelaksanaan program saat ini," kata Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo di Sukabumi, Jumat.
Baca juga: Sistem komunikasi kebencanaan di Sukabumi dikaji PMI-Amcross-USAID
Menurutnya, dalam kunjungan kali ini diikuti oleh rombongan diantaranya Senior Disaster operation Spesial USAID Adira Zwelling, Country Representative American Red Cross Kendal Refass serta rombongan dari PMI Pusat.
Selain itu, dalam pelaksanaan kunjungan ini diikuti juga oleh berbagai mitra program diantaranya dari Tim Petabencana.id, Tim Atmago tim Open Streat Map (OSM), serta dari Shelter expert dan juga dihadiri para stakeholder yang terlibat seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Diskominfo Kota Sukabumi.
Baca juga: Amcross tinjau lokasi program kesiapsiagaan gempa di Sukabumi
Adapun tujuan dalam kunjungan ini diantaranya ingin melihat langsung perkembangan dan capaian program yang sudah dilaksanakan saat ini di Kota Sukabumi dan juga ingin berdiskusi untuk melakukan evaluasi serta pembelajaran bersama tentang program yang sudah dijalankan dalam rangka kesiapsiagaan bencana gempa.
Baca juga: Sibat PMI Sukabumi dibekali kajian risiko bencana di masyarakat
Sementara, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi mengatakan program ini dilaksanakan di Kota Sukabumi karena daerah ini dilewati sesar aktif yakni Sesar Cimandiri sehingga, sangat rentan terjadi bencana gempa bumi.
Program ini bertujuan agar warga selamat dan tangguh dengan cara diberdayakan bagaimana setiap individu, keluarga dan masyarakat bisa menyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi. Salah satu kiat yang paling ampuh selamat dari gempa adalah membangun rumah ramah gempa.
Sebab banyak kasus kejadian gempa rumah rubuh dan menimpa penghuninya sehingga, jatuh banyak korban jiwa. Oleh karena itu, pihaknya melakukan tiga komponen besar seperti bagaimana membangun model rumah yang aman gempa.
Kemudian mempromosikan bagaimana upaya penyelamatan tingkat keluarga dan masyarakat serta membangun mekanisme kolektif, sehingga bisa membuat standar operasional prosedur (SOP) mekanisme penyelamatan secara mandiri.
Terakhir membangun kerjasama dengan pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, instansi dan warga terkait bagaimana membangun kerjasama kolektif untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020