• Beranda
  • Berita
  • Warga korban banjir bandang di Lebak terancam kehilangan pekerjaan

Warga korban banjir bandang di Lebak terancam kehilangan pekerjaan

11 Januari 2020 15:02 WIB
Warga korban banjir bandang di Lebak terancam kehilangan pekerjaan
Warga korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten, terancam kehilangan pekerjaan karena kios tempat usaha maupun gerobak untuk berjualan keliling hanyut. ANTARA/HO Pemkab Lebak/am.
Warga korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten, terancam kehilangan pekerjaan karena kios tempat usaha maupun gerobak untuk berjualan keliling hanyut.

"Kami merasa bingung setelah gerobak itu hanyut diterjang banjir bandang," kata Saprudin (45) warga Cikomara Desa Banjar Irigasi Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak, Sabtu.

Kejadian bencana banjir bandang dan longsor Rabu (1/1) pagi itu mengakibatkan ratusan rumah dan kios usaha di Desa Banjar Irigasi Kecamatan Lebak Gedong hanyut.

Bahkan, dirinya juga kehilangan gerobak untuk berjualan es jus keliling.
Baca juga: Korban banjir bandang di Sukajaya-Bogor dikunjungi Presiden
Baca juga: Korban banjir Garut berharap pemerintah menyediakan pekerjaan


Saat ini, dirinya ditampung di Posko Pengungsian GOR Futsal bersama anggota keluarga.

"Kami belum memikirkan ke depan usaha apa, karena gerobak yang sehari-hari untuk menafkahi keluarga hilang diterjang banjir bandang itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, selain gerobak juga barang-barang, perabotan rumah tangga, pakaian, elektronik tidak bisa diselamatkan.

Bencana banjir bandang dan longsor tentu merasa terpukul, karena dikhawatirkan anaknya berhenti kuliah di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

Saat ini, kata dia, anaknya yang memasuki semester tiga itu belum dibayar sambil menunggu kondisi ekonomi keluarganya membaik.
Baca juga: PMI-Tim SAR temukan seratusan korban banjir Lebak di dalam hutan

Pembayaran semester anak di STKIP Setia Budihi Rangkasbitung,termasuk biaya kosan sebesar Rp5 juta tidak memiliki uang.

"Kami sekarang memikirkan tinggal kemana bersama keluarga, karena sudah tidak memiliki uang juga pekerjaan pasca-banjir bandang itu," katanya.

Eha (40), isteri Saprudin mengatakan bencana banjir bandang dan longsor tentu merasa terpukul karena dua anaknya yang kini menimba ilmu di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dan ponpes terancam berhenti.

Sebab, gerobak yang dijadikan sumber penghasilan keluarga hanyut diterjang banjir bandang dan longsor.

"Kami berharap pemerintah dapat menyalurkan bantuan permodalan agar suaminya bisa kembali usaha," katanya.
Baca juga: 19 bangunan sekolah rusak berat akibat banjir di Lebak

Begitu juga Ujang (34) warga Lebak Gedong mengaku bahwa dirinya bingung setelah kiosnya tempat usahanya itu hanyut diterjang banjir dan longsor.

Beruntungnya, dirinya bersama anggota keluarga selamat dan kini tinggal di pengungsian.

"Kami memastikan kehialangan pekerjaan setelah tempat kiosnya untuk berjualam bahan pokok hanyut diterjang banjir," katanya.

Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Lebak Dede Jaelani mengatakan pemerintah daerah ke depan akan melaksanakan pelatihan ketrampilan kerja bagi warga korban bencana banjir bandang dan longsor.

Pelatihan ketrampilan kerja itu di antaranya perbengkelan, pertukangan, las, listrik dan tata boga kuliner.

"Kami berharap pelatihan kerja itu dapat hidup mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan," katanya.
Baca juga: PMI Brebes distribusikan ribuan telur asin untuk korban banjir Lebak
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020