Gitaris Slank itu mengatakan kehidupannya sangat diuntungkan dengan kemajuan teknologi khususnya sistem pembayaran digital. Kini Ridho hanya perlu mengisi dompet digital keempat anaknya dan tidak menggunakan jasa sopir lagi.
Baca juga: Teken MoU, nasabah Pegadaian nantinya bisa transaksi lewat OVO
"Kalau aku hitung-hitung, sejak pindah dari Cibubur ke sini, enggak ada supir sebulan kita bisa save Rp25 juta. Karena kan ada sopir ada biaya tol, bensin, kita harus kasih uang harian juga," kata Ridho ditemui dalam acara Gelar MAPAN 2020 di Jakarta, Sabtu.
"Belum lagi kalo kita yang jemput, nongkrong dulu, makan dulu bisa Rp500 ribu makan doang. Aku kalkulasikan bisa save Rp20 juta - Rp25 juta. Dengan adanya aplikasi yang memudahkan kita, kita bisa mengontrol anak-anak dan anak-anak lebih save megang uangnya," lanjutnya.
Baca juga: LinkAja, momen emas sinergi BUMN gapai transformasi digital
Baca juga: LinkAja bidik sumber pendanaan dari swasta
Menurut Ridho, keuntungan lain dari adanya dompet digital adalah untuk mengatur pengeluaran sang anak. Dia juga bisa mengajarkan anaknya untuk mengelola keuangan sendiri.
"Kita kayak ngajarin mereka untuk mengolah keuangan dan kita juga bisa kontrol. Kayak aku, anak pagi-pagi mau sekolah, 'Pa, isiin Gopay'. Dia bilang Rp11 ribu pas aku cek cuma Rp6 ribu. Aku isiin aja Rp12 ribu untuk pulang pergi, jadi mereka enggak bisa bohongin aku lagi untuk hal seperti itu," jelas Ridho.
Dia melanjutkan, "Hal seperti itu aku bisa mengontrol dan mereka juga bisa me-manage. Itu hal yang mungkin aku waktu kecil enggak pernah kayak gitu. Mereka sekarang sudah tahu nilai."
Baca juga: Ridho "Slank" dan Marcello Tahitoe buka bisnis kuliner citarasa Maluku
Baca juga: Ridho Slank siap rilis album bersama musisi Ambon umur 94 tahun
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020