Risma usai meninjau pameran rempah dalam rangkaian Rakernas I dan HUT Ke-47 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa belakangan ini kerap ditanyai oleh berbagai orang terkait dengan langkah selanjutnya setelah sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode.
Risma pun memilih untuk menyerahkannya kepada takdir dari Yang Maha Kuasa.
"Nanti itu. Tuhan akan mengatur jalan hidup saya. Semua saya serahkan kepada Tuhan. Karena saya sampaikan, saya tidak mau kemudian, saya punya nafsu, mohon maaf di dalamnya ada nafsu kekuasaan. Itu yang saya tidak mau karena itu berat. Makanya, saya enggak mau mikir siapa pun yang minta saya," ujar Risma.
Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan itu mengaku tidak pernah berpikir tentang peluang jabatan karena setiap jabatan selalu mengandung risiko yang sangat berat. Seorang pemegang jabatan harus mampu berlaku adil dan amanah.
Baca juga: Di sela Rakernas PDIP, Risma awasi pompa air di Surabaya
Baca juga: Dipuji Megawati, Risma ucapkan terima kasih
"Ya, saya terus terang enggak pernah berpikir peluang untuk jabatan karena bagi saya itu pantang meminta jabatan karena di jabatan itu selalu terkandung risiko. Saya harus adil, amanah, fatanah, dan sebagainya. Jadi, itu berat karena itu saya enggak pernah membayangkan," katanya menegaskan.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengapresiasi sejumlah kepala daerah yang telah berbakti kepada daerahnya. Salah satu kepala daerah dari PDIP yang dipuji Megawati adalah Risma.
Risma sendiri bersyukur mendapat pujian dari Megawati.
"Saya bersyukur Ibu memuji, artinya sudah menerima apa yang coba saya kerjakan di Surabaya," ucap Risma.
Risma juga tak mau buru-buru berpikir bahwa pujian Megawati itu adalah sinyal kepada dirinya untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta berikutnya, atau jabatan lain seperti menjadi anggota kabinet.
Risma memilih mengerjakan tugasnya di partai sekaligus menuntaskan jabatannya hingga 2020.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020