Anggota KPU Sumatera Barat, Gebril Daulay, di Padang, Minggu, mengatakan, pemilihan maskot "Si Jurdil" yang berbentuk robot merupakan merepresentasikan zaman digital dan generasi masa kini.
Ia mengatakan, dalam Pemilu 2019 lalu persentasr pemilih pemula dan pemuda di sana mencapai 26,9 persen dari total pemilih. "Kami ingin optimalkan hal itu dan salah satunya dengan pemilihan maskot ini," kata dia.
Sementara itu pembuat maskot, Jimmy Vernando, adalah mahasiswa Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Ia mengatakan maskot itu diberi nama "Si Jurdil" yang artinya jujur dan adil.
Karya ahasiswa Jurusan Desain Grafis dan Komunikasi itu terpilih menjadi pemenang sayembara maskot Pilkada 2020 yang diselenggarakan KPU Sumbar. Jimmy mengakui, maskot "Si Jurdil" terinspirasi dari kotak suara Pemilu.
"Soalnya kotak suara yang menampung aspirasi suara masyarakat. Tapi saya berpikir karena zaman sudah moderen yang masuk 4.0, jadi saya merancang lebih modern dengan menambahkan aksen tangan," kata dia.
Ia mengatakan maskot "Si Jurdil" terdiri dari warna putih yang dipadukan sedikit warna unggu yang terdapat di telinga hingga pergelangan tangan dan kaki. Jimmy mengungkapkan, warna ungu diambil dari tinta dalam penyelenggaraan Pemilu. 'Memang karena zaman sudah modern saya buat seperti robot," kata dia
Sementara itu telinga berbentuk tanduk atau seperti gonjong rumah gadang. Hal ini menunjukkan dan menjadi ciri khas Minangkabau. "Awalnya saya memberikan nama si Kosu yang artinya Kotak Suara. Tapi pihak KPU meminta ganti menjadi Si Jurdil," katanya.
Ia mengakui penggarapan maskot memakan waktu kurang lebih tiga pekan, dan dimulai dari tahap sketsa hingga. Setelah diterima KPU Sumbar, si Jurdil telah beberapa kali direvisi.
"Direvisi sebanyak lima kali. awalnya dua bahan yang saya kirim, pertama si Jurdil dan ada satu lagi, kuau, yang merupakan sejenis burung. Tapi yang diterima si Jurdil dan tidak menyangka juga terpilih sebagai pemenang," katanya.
Pewarta: Mario S Nasution
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020