• Beranda
  • Berita
  • Pertamina integrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban

Pertamina integrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban

13 Januari 2020 17:14 WIB
Pertamina integrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban
Ilustrasi. Suasana kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). PT Pertamina (Persero) berencana mengembangkan kawasan tersebut menjadi pusat industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional. ANTARA FOTO/Moch Asim/pras.

Jadi jelas bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan

Pertamina setelah menguasai saham mayoritas Tuban Petro hingga 51 persen siap mengintegrasikan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merupakan anak usaha Turban Petro dengan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Senin menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas (flexibility), di mana mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun migas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.

Baca juga: Menhub dukung Pertamina bangun kilang minyak terintegrasi pelabuhan

Kemudian, lanjut Nicke, dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, diharapkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga meraih keuntungan yang maksimal.

Dengan tingkat keuntungan yang maksimal, maka proyek-proyek kilang Pertamina mampu menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya.

“Jadi jelas bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya,” ujar Nicke.

Nicke mengatakan, saat ini Pertamina sedang mengembangkan kilang di 6 lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya yakni GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI, dengan dibangun pipa penghubung sejauh 7 kilometer.

Nicke menambahkan, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp 40-50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.

Dikatakan Nicke, langkah mengintegrasikan kilang TPPI dengan GRR Tuban dilakukan Pertamina dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B Tuban Petro senilai Rp 3,2 triliun, sehingga Pertamina saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen. Dengan menguasai saham mayoritas, maka Pertamina memiliki saham pengendali agar bisa mengembangkan TPPI.

Nicke menjelaskan, mulai tahun 2020 sesuai RKAP, Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI dari saat ini 46 ribu ton menjadi 55 ribu ton. Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700 ribu ton per tahun.

Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 ktpa, paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.

“Pertamina memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi,” ujar Nicke.

Baca juga: Presiden Jokowi akan tinjau kilang petrokimia di Tuban
Baca juga: Pertamina-Rosneft sepakati kontrak desain Kilang Tuban

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020