• Beranda
  • Berita
  • Pinsar berharap pemerintah beri solusi harga jagung yang tinggi

Pinsar berharap pemerintah beri solusi harga jagung yang tinggi

13 Januari 2020 21:39 WIB
Pinsar berharap pemerintah beri solusi harga jagung yang tinggi
Petani menjemur jagung di Kecamatan Moncongloe, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (25/4/2019). Jagung tersebut selanjutnya dipasarkan ke luar daerah untuk dijadikan pakan ternak . ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/ama. (ANTARA/ARNAS PADDA)

Saat ini harga jagung di kisaran Rp5.000-Rp5.100 per kilogram, lebih tinggi yang diatur oleh Peraturan Menteri Perdagangan sebesar Rp4.000 per kilogram

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) mengharapkan pemerintah memberikan solusi terhadap harga jagung untuk pakan ternak yang tinggi.

"Harga jagung naik tinggi, tapi pemerintah tidak mau impor jagung. Namun pemerintah juga belum kasih solusi," ujar Ketua Bidang Layer Pinsar, Leopold Halim ketika dihubungi di Jakarta Senin.

Dengan harga jagung yang tinggi, lanjut dia, imbasnya dapat membuat peternak ayam broiler merugi hingga inflasi.

"Kalau dari sisi pemerintah, hitungannya akan berdampak inflasi, kalau hitungan peternak, kita menjadi rugi," ucapnya.

Ia mengatakan kontribusi jagung terhadap pakan ternak lebih dari 50 persen.

"Jika dikalkulasikan, jagung paling tinggi untuk pakan ternak lebih dari 50 persen. Saat ini, belum ada substitusi atau pengganti jagung. Kalaupun ada semacam gandum dan itupun harus impor," katanya.

Ia menambahkan pemerintah harus segera mengambil kebijakan terkait harga jagung dalam rangka menghindari gejolak harga telur dan daging pada awal tahun ini.

"Saat ini harga jagung sudah di kisaran Rp5.000-Rp5.100 per kilogram, lebih tinggi yang diatur oleh Peraturan Menteri Perdagangan yang sebesar Rp4.000 per kilogram," ujarnya.

Disebutkan, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018. Aturan menetapkan acuan harga pembelian jagung di tingkat petani dengan kadar air 15% sebesar Rp3.150 per kilogram dan harga acuan penjualan di industri pengguna (sebagai pakan ternak) Rp4.000 per kilogram.

Menurut dia, kenaikan harga jagung dikarenakan persediaan yang terus menipis mengingat dalam tiga bulan terakhir tidak ada hujan atau musim kemarau.

"Jagung tergantung hujan, ditanam sekarang lalu tiga bulan kemudian baru panen, tiga bulan lalu kan tidak ada hujan. Saat ini mulai hujan tapi panen nanti sekitar bulan April," katanya.



Baca juga: Pinsar harap pemerintah perhatikan harga jagung hindari gejolak pangan
Baca juga: Kementan: ekspor pakan ternak capai 3.726 ton
Baca juga: Kementan tegaskan impor gandum bukan pengganti jagung

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020